pora yang gegap-gempita telah berlangsung dari hari Minggu malam sampai Senin dinihari di ibukota Spanyol, ketika ribuan pendukung Real Madrid meluapkan kegembiraannya merayakan kemenangan klub kesayangan mereka atas Espanol 3-0 di kandang sendiri untuk menjadi juara liga Spanyol tahun ini buat keempat kalinya secara berturut-turut.
Real yang belum sembuh benar dari luka 19 April lalu ketika mereka dibantai 5-0 oleh AC Milan dalam semifinal Piala Champions, dengan demikian mengakhiri impian saingan terdekatnya, Barcelona, untuk melaksanakan ambisinya merebut gelar juara.
"Dengan kemenangan ini, meninggalkan Real pun saya puas," kata pelatih asal Belanda, Leo Beenhakker, yang tahun ini mengakhiri kontraknya dengan Real untuk digantikan pelatih baru bekas pemain Liverpool asal Wales, John Toshack.
Tetapi, untuk ini sepantasnya dia berterima kasih kepada si "Burung Hering" Emilio Butragueno. Dialah bersama Hugo Sanchez yang telah berjasa membuka hati 90.000 pendukung Real di Stadion Bernabeu untuk bersorak dengan gol pertamanya di menit ke-27.
Gol pertama yang memang indah itu adalah hasil kerjasama yang memukau antara Butragueno, Sanchez, dan Bernd Schuster. Tembakan voli si "Burung Hering" dari kotak penalti dilakukan begitu umpan silang dari Sanchez datang setelah sebelumnya Schuster di posisi gelandang menarik lawan ke posisi salah.
Dengan gol pertama itu, tak sulit lagi bagi Sanchez maupun Rafael Gordillo untuk menambah dua gol lagi, sehingga skor akhir menjadi 3-0.
Marseille
Pekan ini, rupanya tak hanya ribuan pendukung Real Madrid yang berpesta-pora. Di Prancis pun, para suporter Marseille berpesta-ria ketika klub kesayangan mereka mencatat rekor menggondol Piala Liga, Minggu, setelah mengalahkan Monaco di final. Ini merupakan sukses kedua tahun ini bagi Marseille setelah beberapa pekan sebelumnya mereka memastikan diri keluar sebagai juara kompetisi divisi satu negerinya.
Dalam final di Stadion Park de Princes, Paris, Jean Pierre Papin memborong tiga gol dari 4 gol yang dicetak Marseille ke gawang Monaco. Sebuah gol lagi disumbangkan pemain asal Jerman Barat, Klaus Allofs di menit ke-65. Pertandingan itu sendiri berkesudahan dengan kemenangan tipis bagi Marseille 4-3.
Juga di Swiss, klub Lucerne memastikan diri untuk dinobatkan sebagai juara liga negerinya untuk pertama kalinya setelah memenangkan pertandingan final atas Servette Geneva 1-0.
Dengan hanya satu pertandingan final lagi yang harus dimainkannya, Lucerne yang hanya mampu membanggakan gelar juara yang diraihnya tahun 1960, jelas berada dalam posisi tiga poin lebih unggul dari saingannya Grasshoppers Zurich yang tak mungkin mengejarnya lagi.
Sebelum ini, pekan lalu juga Anderlecht berhasil mempertahankan Piala Liga Belgia setelah mengalahkan Standard Liege 2-0 dalam pertandingan final, Minggu 4 Juni. Dan, dalam waktu bersamaan, Bayern Muenchen, juara Piala Champions 1980, berhasil pula merebut gelar juara liga negerinya tanpa harus bertanding. Kemenangan bekas klub Lothar Matthaeus dan Rummenigge ini ditentukan oleh hasil pertandingan antara FC Koln melawan Stuttgarter Kickers yang berakhir seri 0-0.
(Penulis: Hikmat Kusumaningrat, Mingguan BOLA Edisi No. 277, Minggu Ketiga Juni 1989)
Editor | : | Caesar Sardi |
Komentar