Untuk mempertajam upaya peningkatan prestasi, PP PBSI kembali melakukan gebrakan pada sistem pembinaan. Kali ini, PBSI memberlakukan sistem kontrak bagi semua pelatih yang ada di Pelatnas Cipayung.
Mulai 2014 ini, para pelatih akan dikontrak hingga Olimpiade Brasil 2016. Setiap pelatih juga diberi wewenang untuk memberikan usulan nama-nama atlet yang dipanggil ke Pelatnas Cipayung pada 2014.
“Pelatih akan memilih atlet sendiri dan bertanggung jawab penuh dengan prestasi si atlet. Jadi bukan kalau gagal bukan atletnya yang disalahkan. Semua atlet yang dipilih pelatih juga kami diskusikan bersama,” kata Ricky Soebagdja, Kasubid Pelatnas PBSI di laman Badmintonindonesia.org.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto, Lewat sistem ini PBSI mencoba untuk memberi kepastian masa depan bagi pelatih, agar para pelatih lebih fokus dalam bekerja.
“Kalau dengan sistem sekarang, mereka kan tidak tahu apakah diperpanjang atau tidak. Semoga dengan sistem ini, mereka akan lebih fight dan dari segi kesejahteraan juga bagus buat mereka,” tuturnya.
Kinerja pelatih tetap akan dievaluasi secara berkala. Semua pelatih akan dinilai dari pencapaian prestasi yang diraih anak-anak didiknya. Jadi, evaluasi tidak hanya dilakukan setelah Olimpiade.
Langkah ini juga ditanggapi positif oleh legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata. Staf Ahli Pendidikan dan Pelatihan PP PBSI itu menilai sistem ini bisa meningkatkan tanggung jawab pelatih dan atlet untuk meningkatkan prestasinya.
“Sistem ini sama seperti di sepak bola di mana pelatih memilih atlet bahkan sampai yang mahal-mahal untuk juara. Tentu besar harapan dan optimisme bahwa dengan sistem ini prestasi lebih baik dibanding yang sebelumnya,” kata Christian.
Editor | : | Tulus Muliawan |
Komentar