Legenda Juventus, Fabio Capello, mengungkapkan suatu alasan yang membuatnya tak ingin kembali ke Italia. Meski pria 67 tahun itu sadar di sanalah namanya melambung sebagai bintang sepak bola.
Permasalahan sepak bola di Italia memang terlihat pelik. Mulai dari persoalan pengaturan skor, hingga superter yang tidak sportif. Misalnya saja kasus rasisme yang tak pernah usai.
Terakhir, masalah yang terjadi kala pertandingan antara Juventus melawan Udinese dalam laga lanjutan Serie A, Senin (2/12). Pada pertandingan yang di helat di Juventus Arena tersebut, para suporter selalu mencemooh kiper Udinese, Zeljko Brkic, setiap kali ia mengambil tendangan yang dilesatkan ke gawang.
Melihat kondisi yang tak nyaman seperti itu, Capello menanggapinya dengan sinis. Pelatih timnas Rusia itu juga sangat kritis dalam melihat permasalahan tersebut.
"Saya tidak ingin kembali ke Italia karena negara itu yang selalu mencari alasan untuk sebuah masalah, dan tidak memecahkannya. Mereka adalah sebuah negara dan juga pelakunya, tapi tidak pernah menyelesaikan. Penanggungjawab juga tidak pernah memberikan jaminan apapun. Mereka lebih memilih untuk memastikan apakah mereka dalam kondisi aman," ujar Capello seperi selansir Rai Sport.
"Kita harus mendidik anak-anak kita, membawa mereka ke stadion dan mengajar mereka untuk tidak melakukan hal-hal buruk. Kesalahan terletak pada orang-orang yang menemani anak-anak menonton pertandingan dan speaker stadion yang mengatakan sesuatu untuk membuat mereka berhenti seharusnya bisa dipatuhi," ucapnya.
Akibat kasus penghinaan tersebut, Juventus diganjar dengan harus membayar denda sebesar 5000 euro dari Federasi Sepak Bola Italia.
| Editor | : | Vessy Dwirika Frizona |
Komentar