Tim Formula One, McLaren, secara mengejutkan mengumumkan telah melepas Sergio Perez di November dan mengontrak pebalap amatir Kevin Magnussen. Apakah perjudian lain tim berbasis di Woking akan sukses untuk musim 2014?
Baru semusim memperkuat McLaren usai melabuhkan diri dari Sauber di akhir 2012, Perez hengkang dan memutuskan hijrah ke Force India lantaran dianggap tidak mencapai target yang dibebankan tim kepadanya. Pebalap yang pada Januari akan berusia 24 tahun tidak berhasil mengklaim pole position dan podium, menempatkannya di posisi 11 klasemen akhir.
Raihan tersebut lebih buruk dari pencapaian Perez di musim terakhir bersama Sauber. Kendati di akhir musim 2012 hanya berada di peringkat 10, pria asal Meksiko itu mampu tiga kali berada di podium, yaitu pada Grand Prix Malaysia, Kanada, dan Italia.
Lepas dari Perez, McLaren menjatuhkan hati kepada Magnussen yang belum pernah mencicipi persaingan F1, tetapi merupakan juara Formula Renault 3.5 Series 2013. Merekrut anak muda 21 tahun itu dinilai beberapa pengamat sebagai perjudian, hal yang sudah menjadi kebiasaan tim Inggris ini.
Sejak 1990-an, McLaren senang menyandingkan pebalap utama senior dengan pebalap muda, baik yang sudah terlihat potensi di tim rival F1 sebelumnya. Mika Hakkinen (digaet saat berusia 25 tahun), dan Lewis Hamilton (23 tahun) terbukti menjadi perjudian tepat.
Hakkinen (1993-2001) membawa tim juara dunia konstruktor satu kali (1998) dan dua kali menjadi juara dunia (1998 dan 1999). Walau tidak membawa tim juara dunia, Hamilton (2007-2012) berhasil menjadi yang terbaik di musim 2008, musim keduanya membalap di F1.
Kimi Raikkonen (23 tahun, bermain dari 2002-2006) juga berkontribusi baik bagi McLaren. Kecuali 2004, pebalap Finlandia selalu membawa tim yang berdiri tahun 1963 itu berada di tiga besar klasemen akhir konstruktor.
Melihat prestasi para mantan pebalap, pencapaian Perez di 2013 tampak mengecewakan para fan setia McLaren, tetapi, publik memercayai keputusan tim untuk segera menggantinya terlalu tergesa-gesa, berharap Perez bisa mendapat kesempatan seperti David Coulthard.
Coulthard, yang diboyong McLaren saat berusia 25 tahun, melakoni debutnya di 1996 dengan tidak mulus, tujuh kali gagal finis dalam 16 balapan, menempatkannya di posisi ketujuh klasemen akhir. Sebaliknya, Perez dianggap lebih konsisten dalam mendulang poin.
Apakah perjudian McLaren dalam diri Magnussen akan tepat?
(Theresia Simanjuntak)
Editor | : | Bolanews |
Komentar