pasang pemain guna menghadapi tim kuat Korea Selatan. Namun apa daya, tim Negeri Gingseng lebih unggul dan memupuskan harapan Indonesia berlaga di Meksiko.
Sadar kualitas lawan yang mumpuni, di masa persiapan Sinyo melakukan bongkar-pasang pemain. Kabo kembali digoda untuk masuk tim asuhannya.
Pemain lain dari Perserikatan seperti Ajat Sudrajat asal Persib juga masuk radar pantauan Sinyo. Uniknya, di pengujung pelatnas keduanya tak jadi direkrut. Sinyo lebih memilih Didik Darmadi dari Persija.
Pilar timnas Garuda (U-23) tak luput menjadi incaran Sinyo seperti Budiawan, Patar tambunan, Azhary Rangkuty, Anjar Rachmulyono, dan Hengky Siegers.
Belum lagi bintang baru asal Galasiswa (kompetisi mahasiswa) seperti Noach Merriem yang juga ikut dilirik.
Menjelang laga krusial beberapa pemain dicoret, antara lain: Syafrudin Fabanyo, Hengky Siegers, Tonggo Tambunan, Budiawan, Azhary Rangkuty, dan Suliyanto.
Sayang, perubahan yang dilakukan sang komandan tak membawa efek positif.
Bermain tandang di Seoul, Korea Selatan, Indonesia dibungkam dengan skor 0-2. Pada 30 Juli 1985, Indonesia bermain kandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Indonesia harus menang setidaknya 3-0 jika ingin lolos ke putaran final.
Namun, apa daya tim Negeri Gingseng tampil lebih baik dibanding Indonesia. Indonesia ditampar dengan skor 1-4 di Jakarta. Agregat 1-6 membuat Indonesia melupakan mimpi menuju Meksiko.
Kualifikasi Piala Dunia Meksiko 1986
Editor | : |
Komentar