Komite Eksekutif (komek) PSSI yang menyatakan Pro Duta tidak lolos verifikasi membuat berang manajemen. Langkah banding bakal ditempuh klub atas keputusan yang dianggap tak beralasan tersebut.
"Apa alasan tim yang gagal juga tidak jelas, karena tidak disebutkan dan dijelaskan. Keputusan juga digelar rapat tertutup, jadi yang mengetahuinya ya hanya orang-orang didalam ruangan itu," kata Wahyu CEO Pro Duta.
Untuk melakukan banding, mereka masih menunggu surat resmi dari PSSI soal putusan tersebut. Jika keputusan PSSI soal infrastruktur, maka Pro Duta akan mempertanyakannya. Pasalnya seluruh klub pasti terganjal soal aspek infrastruktur.
"Belum ada satu klub pun yang memiliki infrastruktur sendiri. Stadion yang digunakan masih milik Pemerintah Daerah/Kota," ujar Wahyu.
Wahyu juga mempertanyakan jika kegagalan lolos verifikasi itu akibat penggunaan Stadion Singaperbangsa (Karawang) bersama Stadion Harapan Bangsa. Sebelumnya, Persita Tangerang juga menunjuk Stadion tersebut sebagai homebase.
"Ini juga saya pertanyakan keputusan PSSI yang mencoret Singaperbangsa yang diajukan. Apakah ada regulasi yang menentukan tidak diperbolehkannya satu stadion oleh dua klub?" tutur Wayu.
Soal indikasi sengaja dijegal, Wahyu tak mau mengomentarinya. Baginya hal ini adalah proses ujian menunjukkan pembuktian Pro Duta sebagai tim sepakbola profesional.
"Kalau dibilang dijegal,tidak bisa dibilang begitu. Ini sebagai tantangan bagi untuk menunjukkan komitmen dan kita tetap komitmen dan akan maju. Tapi kalau terus dijegal, lama-lama tidak tahan juga," kata Wahyu.
Editor | : |
Komentar