Campeonato Brasileiro Serie A 2013 ditutup dengan tragedi pada pekan pamungkas, Minggu (8/12). Suporter klub Atletico Paranaense dan Vasco da Gama terlibat kerusuhan masif hingga mengakibatkan korban tewas.
Pendukung garis keras kedua kubu memang kerap terlibat bentrok. Karena itu, laga dimainkan di tempat netral, yakni Arena Joinville di Santa Catarina. Namun, hal tersebut tak mencegah meletupnya kerusuhan.
Duel Paranaense kontra Vasco dihentikan selama sekitar satu jam setelah perkelahian massal pecah di tribun pada babak I. Kekacauan yang terjadi mengakibatkan tiga orang mengalami luka serius dan satu orang dilaporkan tewas.
Petugas keamanan bahkan sampai mendaratkan helikopter di tengah lapangan untuk mengangkut korban kerusuhan dari tribun. Para pemain juga malah meneriaki suporter agar berhenti berkelahi.
"Pendukung kami mengalami koma dan suporter di pihak lain tewas. Kejadian ini bukan sirkus. Pertandingan ini adalah rekreasi, ajang olah raga yang seharusnya mendatangkan kesenangan, bukan kematian," kata Direktur Vasco, Antonio Peralta, di situs Metro.
Peristiwa tersebut tak pelak mencoreng muka Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia 2014. Kerusuhan suporter memang menjadi salah satu problem yang paling dihindari di gelaran terakbar empat tahunan itu. Akibatnya, kesiapan Brasil pun lagi-lagi diragukan.
"Selama 20 tahun berkarier di sepak bola, saya belum pernah melihat kejadian mengerikan seperti ini. Kami akan menggelar Piala Dunia di negeri sendiri dan kami tahu bahwa dunia akan mengetahui hal buruk ini," kata bek Paranaense, Luiz Alberto.
Laga tersebut akhirnya dilanjutkan setelah kerusuhan mereda. Vasco kalah 1-5 dan dipastikan terdegradasi ke Serie B.
Editor | : | Beri Bagja |
Komentar