Pemkot Kediri sebagai pemilik Stadion Brawijaya Kediri tampaknya harus serius dan menyiapkan dana lebih besar untuk menghadapi ISL musim depan. Setidaknya, mereka harus membeli bola lampu yang putus agar venue ini bisa dipakai sebagai homebase Persik di pentas LSI mendatang.
Dari hasil verifikasi tim PT Liga Indonesia (PT LI) yang diwakili Darwis dan Barry Timothy, Kamis (27/11) malam, jumlah lampu yang padam terus bertambah. Jika sebelumnya diprediksi lampu yang putus sebanyak 16 lux, kini membengkak sekitar 24 biji. Jumlah total lampu yang terpasang dari empat tiang yang berdiri sejumlah 96 buah.
“Penyebab lampu tak menyala ada beberapa sebab. Kemungkinan memang putus atau instalasi kabel yang bermasalah. Maklum kami tak melibatkan teknisi listrik saat verifikasi ini. Sebelum kami membeli lampu yang baru, kami akan cek dulu penyebab kenapa lampu tak menyala,” tutur Purwanto, mantan wasit nasional yang dipercaya mengelola stadion.
Namun, tampaknya soal lampu tak ada kendala. Pasalnya, Walikota Kediri Samsul Ashar telah menyiapkan dana sebesar Rp 600 jutaan untuk pembelian lampu baru yang dialokasikan lewat PAK.
Meskipun begitu, proses perbaikan penerangan itu harus lewat tender lebih dahulu sesuai aturan pemerintah. Karena pembelian fasilitas tersebut menggunakan dana APBD Pemkot Kediri.
“Yang jelas, kami menjamin saat kick-off LSI nanti lampu sudah siap. Secepatnya kami akan lakukan tender dan mengecek kondisi lampu tersebut. Kami tak ingin gara-gara lampu, Persik gagal berkiprah di LSI,” kata Samsul Ashar.
Editor | : | Gatot Susetyo |
Komentar