“Saya sama sekali tidak puas dengan permainan kami.” Begitu komentar pedas yang meluncur dari mulut Frank Rijkaard. Wajar saja, kendati meraih tiga poin penuh, Barcelona tampil nyaris dua level di bawah standar asli mereka saat menjamu Levante di Camp Nou, Ahad (29/4).
Dalam dua jornada beruntun, Rijkaard tak bisa menurunkan pemain di posisi gelandang bertahan. Ini lantaran cedera yang menimpa Thiago Motta, Edmilson, dan Rafael Marquez. Pemain yang disebut terakhir sedianya masuk line-up, tapi urung merumput karena tak memperoleh lampu hijau.
Namun, bukan semata akibat tidak adanya penyeimbang tim permainan Barca lantas menukik drastis. Ini hanya satu aspek dari menurunnya kinerja keseluruhan Ronaldinho cs. dalam sebulan ke belakang.
Barisan depan, yang selama ini begitu agresif dan terus menuai gol di setiap kesempatan, rasanya mulai pantas disebut tumpul. Memang, threesome Ronaldinho-Eto’o-Messi, atau trio maut yang kini dijuluki REM, menghasilkan sebiji gol lewat sepakan Eto’o.
Akan tetapi, tengok berapa banyak peluang berkadar emas yang mereka dapatkan: 17 buah! Bukankah efektivitas pemanfaatan kans yang hanya sebesar 5,8% ini termasuk kategori mengkhawatirkan?
“Sisi positif dari partai ini adalah kami mampu meraih angka penuh. Namun, konversi peluang dengan gol yang tercipta sangat tidak bisa ditoleransi. Terus terang hasil kali ini di luar prediksi saya,” keluh Rijkaard lagi, mengomentari dua gol Barca dalam empat jornada itu.
Mungkin Meneer Rijkaard masih bisa sedikit bernapas lega karena timnya mampu mempertahankan tampuk pimpinan. Untuk sementara, jarak tipis dari Sevilla dan Real Madrid, yang sama-sama memetik kemenangan, atas Espanyol 3-1 dan Athletic Bilbao 4-1, bisa dijaga.
Melihat intensitas Madrid, yang tampak sudah menemukan kepercayaan diri dan permainan terbaik mereka, sebaiknya Barca mulai bekerja ekstra keras. Berbekal permainan super ofensif nan tidak efektif seperti laga kontra Levante, modal Azulgrana jelas tidak cukup.
Sebaliknya bagi Madrid, walaupun sempat terlempar dari perburuan mahkota, kini mereka boleh menegakkan kepala. Raul Gonzalez dkk. mampu membuktikan bahwa di tengah terpaan kritik dan konflik internal, hasilnya tidak berpengaruh pada aksi di atas lapangan.
Kemenangan di San Mames Minggu kemarin menjadi bukti konkret. El Real dengan tenang mampu mengatasi tekanan pendukung tuan rumah yang melempari gawang Iker Casillas secara kontinu sepanjang laga.
Bukannya grogi, Los Merengues malah mengamuk dengan menjebol gawang Aranzubia sebanyak empat kali. Ruud van Nistelrooy dan David Beckham menjadi figur sentral dalam kemenangan kemarin. Ruutje lewat dua golnya, sementara Becks berkat assist dan pressing ketatnya.
Sayang, di laga krusia kontra Sevilla pekan depan, Becks harus absen karena akumulasi kartu kuning.
(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Selasa 1 Mei 2007, BOLA Edisi No. 1.719 |
Komentar