Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sanjungan Susy Susanti untuk Perjuangan Fitriani pada Thailand Masters 2019

By Lariza Oky Adisty - Senin, 14 Januari 2019 | 21:30 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri nasional Indonesia, Fitriani, berpose dengan medali dan trofi yang dia raih seusai menjuarai turnamen Thailand Masters 2019 di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Thailand, Minggu (13/1/2019).
BADMINTON INDONESIA
Pebulu tangkis tunggal putri nasional Indonesia, Fitriani, berpose dengan medali dan trofi yang dia raih seusai menjuarai turnamen Thailand Masters 2019 di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Thailand, Minggu (13/1/2019).

Keraguan publik terhadap pebulu tangkis tunggal putri nasional Indonesia, Fitriani, akhirnya dijawab dengan gelar juara pada turnamen Thailand Masters 2019.

Fitriani meraih gelar juara setelah mengalahkan wakil tuan rumah sekaligus unggulan kedelapan, Busanan Ongbamrungphan, 21-12, 21-14, di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Thailand, Minggu (13/1/2019).

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti, mengatakan bahwa keberhasilan Fitriani merupakan buah perjuangan tunggal putri yang selama ini kerap dinilai paling tertinggal dari nomor lainnya.

"Namanya juara itu butuh proses dan tidak ada yang instan. Gelar ini tentu jadi pembuktikan untuk Fitriani dan semoga jadi penyemangat untuk pemain tunggal putri lain," kata Susy Susanti yang dikutip BolaSport.com dari Kompas.com, Senin (14/1/2019).

 

Susy Susanti juga optimistis nomor tunggal putri Indonesia bisa bangkit kembali.

"Saya kira ini saatnya untuk bangkit dan tidak ada yang tidak mungkin. Saya selalu katakan bahwa untuk mewujudkan itu harus kerja keras. Nggak ada istilah juara yang asalnya langsung turun dari langit," ujar dia melanjutkan. 

Susy punya alasan untuk berkata demikian.

Dia tahu persis perjuangan Fitriani, termasuk saat pemain kelahiran Garut, Jawa Barat, itu, mendapat cemoohan dari penikmat bulu tangkis Indonesia.

Komentar-komentar publik berdampak pada Fitriani, termasuk pada penampilannya di lapangan.

"Fitriani memang awalnya jadi salah satu pemain muda yang diharapkan. Namun, karena Tuhan belum memberi rezeki, dia jadi bahan bully masyarakat. Terutama di ranah media sosial, jahatnya minta ampun. Warganet asal ngomong dan nggak tahu situasinya. Proses kematangan itu butuh waktu," ucap Susy.

Baca Juga: 

Pelatih dan jajaran pengurus PBSI terus memberi dukungan pada Fitriani untuk bangkit dan menyumbangkan gelar pertama Indonesia pada 2019.

Susy tidak segan menyebut Fitriani menyelamatkan muka Indonesia pada turnamen Thailand Masters 2019.

"Sektor tunggal putri melalui Fitriani menyelamatkan muka Indonesia di Thailand Masters 2019. Mudah-mudahan bisa menjadi motivasi bagi atlet putri lain, tak hanya di nomor single, tetapi juga di double," ucap peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.

Fitriani mengawali perjuangan pada Thailand Masters 2019 dengan mengalahkan pebulu tangkis asal Malaysia, Lee Ying Ying.

Selanjutnya, dia berturut-turut sukses menaklukkan Nitchaon Jindapol (Thailand), Yeo Jia Min (Singapura), Deng Joy Xuan (Hong Kong), dan terakhir Ongbamrungphan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Diya Farida Purnawangsuni
Sumber : BolaSport.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X