Penulis: Syfruddin Mirohi
JUARA.NET - Perhatian Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edi Natar Nasution, terhadap dunia olahraga di Bumi Lancang Kuning, ternyata selaras dengan harapan KONI Riau dan pengurus cabor.
Belum genap sebulan mantan Danrem 031/WB ini menjabat sebagai orang nomor dua di Riau, dia menginginkan agar olahraga di provinsi ini harus lebih maju dari sekarang.
Hal ini ditegaskan Wagubri saat pelantikan pengurus cabang takraw Riau, akhir pekan lalu.
"Saya punya harapan dan komitmen agar olahraga di Riau maju," pinta Edi Natar.
Harapan ini tentunya tidak lah untuk cabor takraw semata. Namun untuk seluruh olahraga, terutama yang dibina KONI Riau saat ini yakni sebanyak 50 cabor.
Apalagi saat itu, pejabat teras KONI Riau yang dihadiri langsung Ketua KONI Emrizal Pakis, Ketua Harian Dastrayani Bibra serta pengurus lainnya hadir.
Termasuk halnya pengurus cabor yang ada di Riau. Kemajuan olahraga yang dimaksud tentunya berawal dari pembinaan dan perhatian dari pengurus cabor dan KONI Riau, selaku perpanjangan tangan pemerintah.
"Yang paling saya tekan kan di sini, apalagi jelang PON di Papua tahun 2020, agar dalam melakukan seleksi atlet, jangan ada unsur karena kedekatan emosional, anak pejabat dan lainnya. Tapi benar-benar karena prestasi atlet," tegasnya kepada pengurus cabor dan KONI Riau.
Wagubri meminta, supaya tradisi ini harus dimulai dari sekarang. Jika tidak kapan lagi. Sebab, sudah saatnya Provinsi Riau mengembalikan kejayaan olahraganya, seperti halnya cabor takraw yang memang olahraga asli dari Tanah Melayu.
Sebenarnya tidak hanya takraw, tapi beberapa cabor lainnya, atlet Riau pernah menorehkan tinta emas untuk Merah Putih. Termasuk cabang dayung, atletik dan cabang lainnya.
"Mari sama-sama kita berkomitmen untuk mengembalikan khittah itu," ajaknya. Ya, semua pelaku olahraga di Riau sepakat bahwa atlet Riau harus lebih bersinar di pentas nasional, sama halnya atlet-atlet dari Pulau Jawa ketika masuk skuad Pelatnas Indonesia.
Hanya saja hal itu bukan sekadar teori dan pernyataan saja.
Perlu kerjasama dan perhatian semua stakeholder. Mulai dari KONI, dunia usaha hingga Pemprov Riau sendiri.
Seperti halnya untuk persiapan Porwil dan Kejurnas Pra PON tahun 2019 ini saja.
Semua pengprov cabor memerlukan anggaran besar untuk bisa tampil di Porwil dan Kejurnas Pra PON tersebut. Sementara anggaran yang disupport Pemprov Riau ke KONI Riau tahun 2019 ini hanya Rp 20 miliar. Ketua KONI Riau Emrizal Pakis mengaku, jumlah dana tersebut tidak cukup membiayai semua cabor yang ikut Porwil dan Kejurnas Pra PON.
Sementara kontribusi dunia usaha belum ada sama sekali hingga sekarang.
"Kita mengharapkan, agar Gubernur Riau terpilih Syamsuar, untuk membantu menyuarakan ini kepada pelaku usaha. Di Provinsi Riau sangat banyak perusahaan berskala nasional dan go internasional. Seperti halnya PT RAPP, PT IKPP, PT Chevron, puluhan perusahaan kelapa sawit, PT Indo Food, perbankan dan lainnya. Hanya saja, untuk menjangkau agar para perusahaan tersebut mau membantu, perlu kehadiran Pemprov Riau, dalam hal untuk memanggil perusahaan tersebut," kata Emrizal.
Sebelumnya, KONI Riau sudah memberi sinyal, terkait jumlah cabor yang akan dikirim pada PON tahun 2020, di Papua nanti.
Dari 45 cabor yang akan dipertandingkan di pesta multi event se-Indonesia tersebut, Riau paling banyak mengirimkan 41 Cabor.
Untuk target PON di Papua sendiri, Riau mematok bisa meraih 34 medali emas.
Sekadar gambaran, pada PON 2016 lalu di Jabar Riau meraih 18 emas, 26 perak dan 27 perunggu, dengan finis di peringkat tujuh nasional.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | tribun |
Komentar