JUARA.net - Dunia renang internasional geger oleh aksi penolakan terhadap perenang asal China, Sun Yang.
Akhir pekan lalu, perenang Australia Mack Horton menolak untuk berbagi podium dengan Sun Yang saat pembagian medali nomor 400m gaya bebas Kejuaraan Dunia Renang di Gwangju, Korea Selatan.
Pada Selasa (23/7/2019), kejadian sama terulang ketika pemenang medali perunggu, Duncan Scott, menolak menjabat tangan Sun setelah perenang asal China tersebut menang pada nomor 200 meter gaya bebas.
Duncan Scott menjabat tangan sesama peraih medali perunggu, Martin Malyutin asal Rusia yang finish pada waku sama dengan Scott, tetapi ia sama sekali menghiraukan Sun Yang.
Baca Juga: Berita MotoGP - Ayah Valentino Rossi: Vale Tak Peduli Rumor Soal Pensiun!
Perenang berusia 27 tahun ini tak terima dengan perlakuan Scott, yang lima tahun juniornya, dan menghadapi perenang asal Inggris itu setelah turun podium.
"Anda pecundang. Saya menang, yes!" ujarnya, seperti dikutip JUARA.net dari Sidney Morning Herald.
Pusat permasalahannya adalah partisipasi Sun Yang di Gwangju berada dalam sorotan besar karena Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) akan berkumpul untuk mendiskusikan kasus doping melawan Sun Yang pada September.
Ini bukan kali pertama Sun Yang terlibat dengan masalah doping.
Ia pernah menjalani hukuman tampil karena doping pada 2014 dan mendapat cap "drug cheat" oleh Horton sebelum final Olimpiade Rio.
Sun Yang baru mendapat izin tampil dari FINA(Federasi renang internasional) pad awal tahun ini.
Baca Juga: Stefan Bradl Katakan Ini Soal Peran Kunci Jorge Lorenzo di Tim Repsol Honda
Akan tetapi, Agensi Anti Doping Dunia tampak akan turun tangan dalam waktu dekat sehingga nasib Sun Yang di Olimpiade Tokyo 2020 berdiri di ujung tanduk.
Selain bersinggungan terus dengan badan-badan anti doping dunia, Sun Yang juga kerap menjadi tokoh antagonis kepada atlet-atlet lain.
Ia berupaya memancing emosi Hodton saat latihan di Olimpaide Rio 2015.
Pelatih kepala Brasil, Alberto Pindo da Silva, juga menuduh Sun Yang menendang dan menyikut atletnya, Larissa Oliveira, di kolam yang ramai.
"Pelatih-pelatih dari Afrika Selatan, Cile, dan Argentina mengatakan bahwa ia adalah orang berbahaya, tak ada tempat baginya di olahraga ini," ujar Pinto da Silva ketika itu, walau komplainnya ke FINA tak digubris.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Sidney Morning Herald |
Komentar