JUARA.net - Israel Adesanya menjadi juara kelas menengah baru UFC setelah mengalahkan Robert Whittaker pada main event UFC 243, Minggu (6/10/2019).
Kemenangan Israel Adesanya di Melbourne, Australia tersebut memperpanjang catatannya menjadi 18-0-0.
Perjalanan karier petarung kelahiran Lagos, Nigeria, yang bermukim di Selandia Baru sejak ia berumur 21 tahun itu berliku dan membawanya bertualang ke arena pertarungan dari Selandia Baru hingga China daratan.
"Itulah hari-hari yang membentuk saya menjadi seperti sekarang ini," ujarnya, seperti dikutip JUARA.net dari South China Morning Post.
Ia pertama berlatih Muai Thai lalu bergeser ke kick-boxing profesional di Auckland, Selandia Baru.
Adesanya juga penikmat film-film anime seperti Avatar: The Last Airbender sehingga mendapat julukan The Last Stylebender.
Adesanya menggelora di China, memenangkan 32 pertarungan tanpa kalah sebelum pindah ke China dan bertarung di Kunlun FIght.
Baca Juga: Rekap Hasil Final Indonesia Masters 2019 - Indonesia Amankan Satu Gelar
"Saya hanya seorang diri di China, tak bisa berbahasa lokal dan mencoba bertahan hidup. Saya sendirian dan berkata kepada mereka, 'izinkan saya bertarung, saya akan menghadapi siapa saja yang kalian inginkan'," tuturnya lagi.
Adesanya menemukan bahwa peruntungannya di ring cukup baik. Ia memenangi 5 pertarungan sebelum pertama merasakan kekalahan.
Perjalanan sang petarung berusia 30 tahun ini tak hanya ke kota-kota seperti Foshan dan Anyang di Chinga, tetapi juga ke belahan bumi lain seperti di Istanbul dan Sao Paulo.
Baca Juga: Hasil MotoGP Thailand 2019 - Serba-serbi Musim Fantastis Marc Marquez
"Perlu waktu bagi saya untuk beradaptasi," tuturnya. "Namun, saya bisa menyesuaikan diri dan memenangi dukungan para fans. Mereka menerima saya sepenuh hati dan memanggil saya dengan julukan Black Dragon lalu saya mulai menang."
Adesanya mengatakan bahwa pelajaran terbaik di China adalah menemukan gaya bertarung dan tak mudah kecewa serta bagaimana caranya untuk bangkit kembali.
Bermula di China, ia belajar berbagai disiplin ilmu pertarungan dari tinju sampai kick-boxing.
Beragam disiplin ilmu ini membuatnya jadi momok di UFC kendati baru bergabung pada Desember 2017 dan melakoni pertarungan UFC pertamanya pada Februari 2018.
Ia memenangi laga kontra Rob Wilkinson secara TKO pada UFC 221 pada 11 Februari 2018.
Terkini, Adesanya pun unjuk gigi di main event UFC 243 tersebut.
Adesanya drops Whittaker as the horn sounds in round 1! Wow! #UFC243 pic.twitter.com/lR0ss8amj8
— UFC (@ufc) October 6, 2019
Ia menundukkan Whittaker (20-5) dengan sangat meyakinkan di hadapan 57 ribu fans yang memadati Stadion Marvel di Melbourne.
Whittaker tersungkur setelah menerima hook kiri keras dari Adesanya pada ronde kedua.
Pertarungan Berikut
Setelah pertarungan tersebut, juara light heavyweight, Jon Jones, menggertak lewat Twitter dan mengatakan kalau Adesanya takut menghadapinya secepat mungkin dan hanya bilang menargetkan pertarungan paling cepat dalam waktu dua tahun.
Akan tetapi, Adesanya merespon dan mengatakan kalau Jones hanya memancing.
Ia tak ingin terjun ke kelas light heavyweight karena ingin mempertahankan gelar kelas menengah lawan petarung top.
"Ini orang sengaja memaksa saya dan saya tidak bodoh. Saya harus mempertahankan sabuk ini. Ada tiga atau empat lawan lagi yang harus saya hadapi di kelas menengah," tutur Adesanya seperti dikutip dari MMA Fighting.
"Baru kemudian saya akan naik kelas berat dan mengalahkan Jones."
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Belum Mau Jabat Tangan Conor McGregor Hingga Kini
Menurutnya, Jones hanya cemburu ada seorang pendatang baru di UFC yang mengambil semua sorotan media.
Jon Jones memang nama lama di UFC sejak 2011.
"Ia cemburu. Ia melihat orang baru bersinar dan merasa terintimidasi, cemburu, dan tak tahu mesti berbuat apa," tuturnya.
"Silakan tunggu giliran. Saya akan aktif mempertahankan gelar ini. Saya tak akan menjadi sepertinya dan bertarung dua kali per tahun. Biarkan saya mempertahankan gelar dan saya akan naik kelas dan mengacaukan dirinya," tuturnya lagi.
Israel Adesanya besar kemungkinan akan menghadapi Paulo Costa untuk mempertahankan sabuk yang ia menangkan kontra Whittaker.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | scmp.com |
Komentar