JUARA.NET - Masalah pro-kontra dalam penyelenggaraan Olimpiade sebenarnya tidak hanya terjadi pada Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Dalam sejarah penyelenggaraan pesta olahraga tertua ini, rupanya polemik penyelenggaraan sudah pernah terjadi sebelumnya.
Dilansir Juara.net dari Antara, adanya kisah pembatalan di masa lalu tersebut diungkit oleh Deputi Perdana Menteri Jepang, Taro Aso.
Tara Aso kemudian memunculkan pernyataan bahwa polemik Olimpiade yang sedang dihadapi saat ini adalah kutukan.
Baca Juga: Olimpiade Tetap Jalan, Kini Dipandang Miring Oleh Atlet Peraih Medali
"Ini masalah yang terjadi setiap 40 tahun, ini kutukan Olimpiade, itu faktanya," ujar Tara Aso dalam sebuah komite parlemen.
Tak heran jika Aso menganggap hal ini sebagai kutukan.
Pasalnya memang dulu pada tahun 1940 dan 1980 sempat menyeruak aksi pembatalan Olimpiade.
Pada tahun 1940, Olimpiade dibatalkan karena pecahnya Perang Dunia Kedua.
Olimpiade 1940 ini sebenarnya direncanakan juga diselenggarakan di Jepang.
Dengan begitu, ini menjadi kali kedua Jepang menghadapi polemik pembatalan Olimpiade.
Baca Juga: Update Peringkat BWF - Anthony Ginting Terlempar dari 5 Besar
Selang 40 tahun kemudian, gelaran Olimpiade Moskow mendapatkan boikot dari 66 negara yang dipimpin Amerika Serikat.
Permasalahan yang menjadi dasar boikot tersebut adalah intervensi Rusia di Afganistan pada 1979.
Di tengah meningkatnya masalah penyebaran virus corona, Pemerintah Jepang bersama dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) justru bersikeras tetap menggelar Olimpiade Tokyo 2020 sesuai jadwal.
Padahal, banyak penyelenggaraan acara olahraga (EURO 2020 dan Copa America 2020) yang secara resmi telah diundur sebagai bentuk tindakan preventif melawan COVID-19.
Baca Juga: Melihat Video Latihan Keras Tony Ferguson, Khabib Malah Bingung
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar