JUARA.NET - Mixed martial arts (MMA), tinju, dan gulat profesional adalah tiga olahraga tarung yang paling populer di dunia saat ini.
Sebagai ajang mengeruk uang, cerita seorang petarung berpindah dari satu disiplin ke disiplin yang lain di antara tiga olahraga tarung itu jamak terjadi.
Sebut saja Brock Lesnar, yang pernah menjajal MMA di UFC dan sekarang aktif di gulat profesional bersama WWE.
Conor McGregor beberapa waktu lalu juga berpindah dari MMA ke tinju untuk menantang Floyd Mayweather dalam laga yang mendapatkan banyak uang.
Kalau sekadar berpindah disiplin itu mudah, tetapi adakah petarung yang mampu menjadi juara sekaligus di tiga olahraga tarung paling populer itu?
Baca Juga: UFC 252 - Sean O'Malley Incar Menang KO atas Lawan yang Tak Pernah Kalah KO
Jawabannya ada. Nama orang itu mungkin tidak setenar para jagoan sekarang seperti Mike Tyson, Jon Jones, atau Brock Lesnar.
Akan tetapi, orang ini juga pernah sangat populer di masanya.
Orang itu adalah Eric Esch atau lebih populer dengan nama julukannya, Butterbean.
Petarung tambun seberat 188 kg ini secara luar biasa pernah menjadi kampiun di tiga olahraga tarung: tinju, MMA, dan gulat profesional.
Di ajang tinju, Butterbean pernah menjadi juara dunia kelas berat super IBA (International Boxing Association) dan juara dunia kelas berat WAA (World Athletic Association) antara tahun 1997-2000.
Butterbean menjajal MMA pada selang 2003-2011 dengan ajang seperti Fightfest dan Pride.
Dia menjadi juara Elite-1 MMA Super Heavyweight Championship pada 2011.
Baca Juga: Keluarga Khabib Nurmagomedov Bakal Keroyokan Bikin Onar UFC 254
Di ajang gulat profesional, Butterbean juga pernah meraih gelar juara di Pro Wrestling Syndicate pada tahun 2009.
Percaya atau tidak, dengan tubuh gempalnya, Butterbean juga pernah menjajal ajang kickboxing di ajang K-1.
Akan tetapi, rekornya di kickboxing tidak begitu bagus dengan banyak kalah dan tidak pernah menjadi juara.
Secara total, rekor Butterbean di arena tarung adalah 97 kali menang, 24 kali kalah, dan 5 kali imbang.
Butterbean memang tidak pernah merajai di organisasi tarung paling elite, seperti IBF-WBA-WBC di tinju, UFC di MMA, atau WWE di gulat profesional.
Tetapi, keberhasilan menjadi juara di tiga disiplin tarung itu sudah cukup membuatnya layak mendapatkan kredit sebagai salah satu jagoan paling top yang pernah ada di dunia.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Berbagai Sumber |
Komentar