JUARA.NET - Jagoan kelas berat, Derrick Lewis, menyatakan kalau dirinya sampai menjadi juara, satu jagat UFC harus merasa malu.
Derrick Lewis dijadwalkan mentas di laga utama UFC 265 pada 7 Agustus mendatang di Toyota Center, Houston, Texas, Amerika Serikat.
Dalam laga itu, Derrick Lewis akan menghadapi Ciryl Gane dalam perebutan sabuk juara interim kelas berat UFC.
Ini akan menjadi kesempatan menjadi juara kelas berat UFC kedua yang pernah dijalani Derrick Lewis.
Pada 3 November 2018, jagoan berstatus Raja KO ini pernah mendapatkan laga perebutan sabuk juara tulen tetapi ketika itu dia kalah dari Daniel Cormier di ajang UFC 230.
Baca Juga: Disebut Petarung Profesional, Raja KO Bakal Menang Sabuk Juara KW
Sekarang di UFC 265, walaupun hanya sabuk juara interim, tentu saja ini menjadi kesempatan bagus bagi Lewis untuk akhirnya menjadi juara.
Lewis punya modal 4 kemenangan beruntun dengan dua terakhir berupa KO brutal di ronde ke-2 atas Aleksei Oleinik dan Curtis Blaydes.
Ciryl Gane sendiri tidak terkalahkan dalam 9 laga MMA profesional dengan 6 kali menang beruntun di UFC.
Mengomentari peluangnya, Derrick Lewis menyatakan satu jagat UFC harus merasa malu kalau dia sampai sukses menjadi juara.
"Jika saya juara, seluruh divisi UFC harus merasa malu pada diri mereka," kata Lewis seperti dikutip Juara.net dari Calf Kick Sports.
"Soalnya, seorang yang tidak punya skill apa-apa bisa menjadi juara. Mereka sebaiknya pindah saja ke tempat lain," pungkas Lewis.
Derrick Lewis memang bisa dibilang tidak memiliki teknik apa-apa sebagai petarung MMA profesional.
Baca Juga: UFC 265 - Tahu Sisi Cupu Raja KO, Jagoan Bikin Ngantuk Bakal Lakukan Ini
Di masa kecilnya, Lewis hanya petarung jalanan yang tahu cara memukul yang asal-asalan.
Sempat dilatih tinju sebentar oleh legenda George Foreman, Lewis tidak punya latar belakang gulat apalagi Brazilian jiu-jitsu, yang biasanya esensial buat jagoan MMA.
Sepanjang kariernya, petarung berjulukan The Black Beast itu praktis hanya mengandalkan pukulan KO-nya yang memang mengerikan.
Kalau diajak bergulat oleh lawan, Lewis juga hanya akan memanfaatkan postur tubuhnya di mana badan gemuknya memang membuat dia sulit untuk dicengkeram atau dijatuhkan.
Mantan analis UFC, Dan Hardy, pernah mendeskripsikan satu-satunya kemampuan Lewis di oktagon.
"Setiap kali kita bicara soal Derrick Lewis, entah dia menghadapi Daniel Cormier, Alexander Volkov, atau Ciryl Gane, satu kesimpulan selalu muncul."
"Kalau pukulan kanannya masuk, tamat sudah buat lawannya."
Kalau seorang jagoan yang hanya tahu bertarung asal-asalan menjadi juara, satu jagat UFC memang bisa merasa malu seperti kata Derrick Lewis.
Para jagoan UFC yang lain jadi seperti kebanyakan teori.
Mereka mengetahui berbagai teknik tetapi tidak merebut titel, sementara satu orang yang cuma mengandalkan satu pukulan ternyata bisa meraih sabuk juara.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Calf Kick Sports |
Komentar