JUARA.NET - Sebagai ketua tim sasana City Kickboxing, Dan Hooker harus membuat keputusan berat terkait aturan lockdown yang membatasi kegiatan latihan di tempatnya.
Akibat aturan lockdown yang ketat diterapkan Pemerintah Selandia Baru, kegiatan latihan sasana yang diketuai Dan Hooker terpaksa harus dihentikan terlebih dahulu.
Lebih buruknya, Selandia Baru telah menutup sistem karantina, yang berarti jika ada orang meninggalkan negara itu sekarang, mungkin dibutuhkan satu tahun sampai orang itu diizinkan untuk kembali.
Dengan kondisi itu, Dan Hooker mengatakan timnya di City Kickboxing melakukan diskusi untuk memindah sasana ke tempat lain dan keluar dari Selandia Baru.
"Mereka benar-benar menutup sistem pemesanan karantina di Selandia Baru, jadi Anda tidak dapat benar-benar kembali ke negara itu sama sekali," kata Dan Hooker dikutip Juara.net dari BJPenn.com.
"Beberapa petarung dari Selandia Baru berpotensi menempatkan diri kami keluar dari negara itu untuk masa mendatang."
Meski sistem karantina telah ditutup, jagoan berjulukan Tukang Gantung alias The Hangman ini beruntung bisa diizinkan untuk tampil di UFC 266.
Ketika UFC 266 sudah selesai, Dan Hooker dan kawan-kawan memiliki waktu dua minggu untuk memutuskan ke mana mereka akan merelokasi sasana City Kickboxing.
Baca Juga: Visa Sudah di Tangan, Si Tukang Gantung Lega Jadi Tampil di UFC 266
"Tiket saya untuk bisa kembali ke Selandia Baru adalah satu minggu setelah duel berakhir," lanjut Dan Hooker.
"Saya punya waktu satu minggu di Las Vegas melakukan apa pun setelah duel berakhir."
"Kemudian, saya akan kembali ke Selandia Baru kemudian waktunya untuk melihat beberapa hal dan mengevaluasi situasi kami serta di mana kami berlatih di masa depan."
Ke mana tepatnya mereka akan pindah belum menemui kata pasti hingga saat ini karena Dan Hooker masih perlu fokus menghadapi Nasrat Haqparast di UFC 266.
Namun, Dan Hooker tahu waktu latihan mereka di Selandia Baru akan banyak terhambat karena aturan ketat pemerintah mengenai lockdown.
Hooker mengatakan keputusan untuk pindah bukan sesuatu yang ingin mereka lakukan, tetapi aturan pemerintah memaksa mereka mengambil langkah tersebut.
"Ya, saya belum terlalu memikirkannya karena telah menghadapi banyak rintangan yang ada dan fokus pada Nasrat."
"Dari tampilannya, saya tidak bisa berbicara untuk mewakili rekan satu tim. Ini seperti saya ditempatkan jauh dari Selandia Baru. Tangan kami dipaksa berbuat seperti ini," Dan Hooker menyimpulkan.
Baca Juga: Nekat Latihan Demi UFC 266, Tukang Gantung Nyaris Jadi Tahanan Polisi
Raja kelas menengah UFC, Israel Adesanya, sebagai salah satu bagian dari sasana City Kickboxing juga dibuat marah-marah akibat situasi ini.
Adesanya dijadwalkan akan bertemu dengan Robert Whittaker untuk laga mempertahankan sabuk juara kelas menengah UFC.
Jagoan berjulukan The Last Stylebender ini berharap bisa melakukan duel tersebut di kandangnya sendiri, yakni Selandia Baru.
Namun, akibat aturan lockdown dan karantina yang terjadi di Selandia Baru, mimpi Israel Adesanya untuk tampil di hadapan pendukung sendiri tampaknya mustahil terjadi.
Baca Juga: Pemerintah Selandia Baru Bunuh Mimpi Israel Adesanya via Kasus Dan Hooker
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | bjpenn.com |
Komentar