JUARA.NET - Pengamat senior MotoGP, Carlo Pernat, mengatakan omong kosong yang dikeluarkan Valentino Rossi jadi penyebab gelar juara dunia ke-10 melayang.
Valentino Rossi akhirnya memutuskan pensiun dari MotoGP setelah belapan di seri Valencia pada musim ini berakhir.
Kepergian Valentino Rossi dari MotoGP jelas meninggalkan banyak efek samping.
Pasalnya, Valentino Rossi meninggalkan MotoGP setelah mewarnai dunia balap motor selama 26 tahun.
Sebagai salah satu orang yang paling intens mengamati perkembangan Valentino Rossi, Carlo Pernat menjelaskan rasanya melihat The Doctor pertama kali tampil di sebuah sirkuit.
"Di lintasan dia telah membuat jalurnya seperti itu, seperti yang telah saya katakan berkali-kali, membuat saya berpikir dia orang gila atau seorang juara," ucap Carlo Pernat dikutip Juara.net dari Motosan.es.
"Saya langsung jatuh cinta. Dia juga membuat kesalahan namun dia punya sesuatu yang unik," katanya.
Carlo Pernat kemudian kembali mengingat-ingat peristiwa pertama kalinya Valentino Rossi tampil sebagai pembalap berbakat yang memiliki karakter berlawanan.
"Pada awalnya dia sering terjatuh, membuat ranjaunya sendiri, tetapi saya melihat bakatnya."
"Saya yakin keberuntungannya ada pada hatinya, yang mana dia merupakan pria yang tangguh."
Baca Juga: Bukan Cuma Tahun Ini, Valentino Rossi Sudah Pernah Pikirkan Pensiun 10 Tahun Lalu
"Keduanya merupakan karakter yang berlawanan tetapi keragaman telah menyebabkan mereka untuk saling tertarik," kata Carlo Pernat melanjutkan.
Namun, Carlo Pernat sedikit menyesali sikap Valentino Rossi yang impulsif sehingga menyebabkannya kehilangan gelar juara dunia ke-10.
Apa yang dimaksud Carlo Pernat adalah sikap emosional Valentino Rossi yang tidak suka dengan kehadiran Marc Marquez.
Menurut Carlo Pernat, omong kosong yang diucapkan Valentino Rossi kepada Marc Marquez pada konferensi pers di Malaysia tahun 2015 menjadi penyebab gelar juara dunia ke-10 hilang dari genggamannya.
"Vale adalah seseorang yang jika dia menemukan seseorang yang tidak dia sukai, dia akan biasa saja untuk sementara."
"Tetapi, ketika sudah muak, maka dia akan menutup pintu untuk berkomunikasi selamanya," kata Pernat melanjutkan.
"Terkadang saya membuat keputusan berdasarkan suasana hati pada momen tersebut."
"Saya tidak mengatakan selalu mengikuti perkembangan, tetapi dalam jangka pendek, saya pernah melakukannya."
"Lihat omong kosong itu di konferensi pers 2015 di Malaysia dengan Marquez. Jika saya memikirkan hal itu, saya tidak akan pernah melakukannya," jelas Carlo Pernat.
Valentino Rossi memang saat itu terlibat perseteruan dengan Marc Marquez yang menyebabkan gelar juara dunia ke-10 hilang dari tangannya.
Baca Juga: Bos Yamaha SRT: Saya Seharusnya Tak Rekrut Valentino Rossi
Saat itu Marc Marquez memang tak senang dengan ucapan Valentino Rossi dan dengan sengaja membantu Jorge Lorenzo menjadi juara dunia di tahun 2015.
Pada akhirnya di balapan pamungkas, Carlo Pernat melihat Rossi menunjukkan karakternya yang periang dan pembawa kesenangan.
Meski banyak orang menangis menyikapi perpisahannya di MotoGP, Valentino Rossi justru tidak terlihat bersedih melainkan mampu bersenang-senang.
"Dia seseorang yang keras kepala sehingga dia mengolok-olok semua orang."
"Saya bahkan tidak tahu hal itu dilakukannya secara sadar atau tidak sadar, itu hanya karakternya dan dia selalu sama."
"Lihatlah perpisahan di Valencia, semua orang menangis dan bersemangat, dia tidak, dia malah bersenang-senang," pungkas Carlo Pernat.
Baca Juga: Kendati Positif, Begini Pesan Dokter pada Marc Marquez dan Honda
View this post on Instagram
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar