BOLASPORT.COM - Inovasi Ducati yang masif dalam menciptakan peralatan tambahan untuk motor MotoGP dianggap hanya terjadi karena abu-abunya peraturan yang ada.
Menjelang MotoGP 2022 dimulai, sebuah perangkat inovasi Ducati dipastikan dilarang digunakan untuk tahun depan.
Perangkat itu adalah Front Ride Height Device (FRHD), yang diklaim Ducati dipakai untuk menurunkan suhu ban belakang.
Tetapi, lewat FRHD, sebetulnya Ducati menciptakan downforce untuk ban belakang supaya lebih mencengkeram aspal sehingga motor lebih mudah dikendalikan.
Motor Desmosedici GP22 milik Francesco Bagnaia, Jack Miller, Johann Zarco, Jorge Martin, dan Luca Marini sudah sempat dilengkapi oleh FRHD ini.
Baca Juga: Masa Depan di Tim Utama Ducati Dipertanyakan, Jack Miller Tidak Haram Turun ke Pramac
Semua konstruktor MotoGP lain melakukan penolakan terhadap inovasi ini.
"Kami sudah memiliki 11 atau 12 tombol di kokpit motor MotoGP," kata Direktur KTM, Pit Beirer, seperti dikutip Juara.net dari Speedweek.
"Kami tidak perlu tambahan. Ini soal keselamatan dan biaya."
Yamaha, Suzuki, Honda, dan Aprilia ikut menentang, begitu juga CEO Dorna, Carmelo Ezpelata.
"Kita tidak butuh biaya yang lebih banyak atau kecepatan yang lebih tinggi lagi," ujarnya.
Akhirnya pada awal Maret lalu, Ducati melepas perangkat FRHD dari hampir semua motor mereka.
Hanya Zarco yang sempat sebentar menjajal tetapi kemudian juga dicopot.
FRHD sudah resmi dilarang dipakai untuk MotoGP musim 2023.
Yang menarik, FRHD bukan perangkat pertama yang menjadi inovasi Ducati.
Pabrikan dari Italia ini juga pernah mengubah winglets, menciptakan holeshot device, dan rear ride height adjuster.
Baca Juga: Johann Zarco Ungkap Potensi Motor Ducati Sangat Gila, namun Susah Dikendalikan
Sebetulnya tidak semua inovasi Ducati ditolak oleh konstruktor lain karena beberapa malah ditiru oleh para kompetitor.
Hasil dari inovasi-inovasi tersebut memang luar biasa karena Ducati keluar sebagai konstruktor terbaik menggeser Honda pada musim 2020 dan 2021.
Di MotoGP 2022, Ducati saat ini juga sudah unggul 27 poin atas KTM di puncak klasemen konstruktor terbaik.
Dalam hal menciptakan inovasi, Ducati terbilang "nakal" dalam mengakali peraturan yang ada.
Jika ditelaah mendalam, beberapa perangkat mereka sebetulnya kelihatan ilegal tetapi tidak ada peraturan yang sungguh-sungguh melarangnya.
Kenakalan Ducati diakui oleh Koordinator Teknis KTM di kelas MotoGP, Sebastian Risse.
Namun, Risse menyebut kenakalan Ducati hanya memanfaatkan peraturan yang memang masih abu-abu.
"Kita tidak bisa menyalahkan Ducati atas apa yang mereka lakukan, termasuk FRHD."
"Mereka hanya memanfaatkan celah dalam peraturan."
"Masalahnya ada di peraturan, bukan Ducati. Peraturan tidak melindungi aspek olahraga secara cukup," pungkasnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar