JUARA.NET - Bos Honda, Alberto Puig, tanggapi tuduhan miring soal timnya yang disebut tak bisa menang tanpa Marc Marquez.
Honda menghadapi masalah sejak Marc Marquez mengalami cedera menyusul crash pada balapan pertama di MotoGP 2020.
Setelah pada 2019 masih bisa menjadi juara dunia konstruktor, Honda langsung anjlok sejak 2020.
Mereka berturut-turut hanya menempati posisi 5 (2020), 4 (2021), dan sekarang 6 (2022) di klasemen konstruktor MotoGP.
Hanya Marquez pembalap Honda yang mampu persembahkan kemenangan sejak 2020.
Pembalap Honda terakhir selain Marquez yang mampu menang adalah Dani Pedrosa di MotoGP Valencia 2017.
Namun, narasi Honda tidak bisa menang tanpa Marquez ini tidak diamini oleh Alberto Puig sebagai ketua tim asal Jepang itu.
Baca Juga: Bagi Fabio Quartararo, 25 Putaran di Belakang Marc Marquez Tetap Luar Biasa karena Hal Ini
Bos Honda itu menyebut situasi yang sama juga terjadi pada salah satu rival Honda di MotoGP, yakni Yamaha.
"Sebagai gantinya, saya bisa mengeklaim bahwa Yamaha juga hanya bisa menang dengan Fabio Quartararo," ungkap Puig dikutip dari Speedweek.
Akan tetapi, argumen Puig tersebut tidak terlalu tepat.
Beberapa pembalap Yamaha selain Quartararo bisa memenangkan balapan sejak 2020.
Sebut saja Franco Morbidelli dan Maverick Vinales pada 2020.
Vinales juga sempat menang pada balapan pertama tahun 2021.
Lanjut berbicara, Alberto Puig mengakui bahwa Honda memang fokus pada Marc Marquez.
Puig menjelaskan bahwa kondisi seperti ini hanya bisa dipahami oleh tim yang memiliki seorang bintang besar.
Baca Juga: Selain Cedera, Ini Alasan Marc Marquez Sering Jatuh di MotoGP 2022
Marc Marquez dengan enam gelar juara dunia MotoGP tentu akan selalu dibedakan dari pembalap Honda lainnya.
"Setiap pembalap top membuat perbedaan," ungkapnya dikutip dari Speedweek.
"Orang-orang yang tidak mengerti masalah ini tidak memahaminya."
"Kombinasi Marquez dan Honda sangat kuat selama bertahun-tahun."
"Dia memenangi Kejuaraan Dunia enam kali dalam tujuh tahun,” hitung Puig.
"Sekarang dia mengalami cedera selama dua tahun, dia datang dan pergi," imbuhnya.
"Dia tidak bisa mengembangkan motornya."
"Itu sebabnya kami berada dalam masalah besar, ya itu benar."
Puig mengakui bahwa dalam sejarahnya, Honda selalu fokus pada satu pembalap terbaik.
"Dalam sejarah di balapan, kami selalu fokus pada satu pengemudi," kata Puig lagi.
"Sekarang mungkin untuk pertama kalinya kami mendapatkan masalah dengan sistem ini," pungkasnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar