JUARA.NET - Petarung China, Li Jingliang, mengungkapkan sosok lawan yang ingin dia ajak berduel usai mengalahkan Muslim Salikhov di gelaran UFC Long Island.
UFC Long Island memang bisa dibilang sebagai ajang pembuktian Li Jingliang.
Sebelum melakoni duel pada Minggu (17/8/2022) dini hari WIB, Li Jingliang sadar diri dia menjadi petarung yang diremehkan dalam laga tersebut.
Petarung yang dia hadapi dalam hajatan ini adalah jagoan Dagestan, Muslim Salikhov, yang punya nama besar di China.
Baca Juga: Jagoan Muslim Punya Nama Akbar di China, Korban Khamzat Chimaev Mengaku Tak Gentar
Muslim Salikhov tercatat sebagai satu dari dua petarung non-China yang pernah menjadi juara ajang kejuaraan tarung asli Negeri Tirai Bambu, Wushu Sanda.
Dalam prosesnya menjadi juara di Wushu Sanda, Muslim Salikhov disebut Li Jingliang telah mengalahkan banyak petarung legendaris China.
Kendati demikian, Li mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai peng-KO ulung saat bersua Muslim Salikhov di oktagon UFC Long Island.
Rekan senegara Zhang Weili mampu memberikan kiamat bagi Muslim Salikhov dengan TKO pada ronde kedua.
Kemenangan ini rupanya tidak lepas dari perubahan yang dilakukannya usai kekalahan dari Khamzat Chimaev di UFC 267.
Li Jingliang pun mengungkapkan perubahan yang dilakukannya ini dalam wawancara usai UFC Long Island.
“Saya telah banyak belajar sejak pertarungan terakhir," kata Li Jingliang seperti dilansir Juara.net dari MMA Junkie.
Baca Juga: Saksi Keganasan Khamzat Chimaev di UFC Jadi Buronan Si Mulut Besar
“Saya datang ke Amerika dan saya berlatih di Sanford MMA mulai April."
"Rekan tim dan pelatih di sana banyak membantu saya serta pelatih kekuatan dan pengondisian saya di HIP."
"Saya pikir untuk para atlet, kita perlu bekerja secara konsisten dan mengikuti apa yang dikatakan pelatih supaya bisa mencapai kesuksesan.”
Dengan kemenangan hebat atas Muslim Salikhov, Li Jingliang nampak percaya diri dalam melayangkan tantangan untuk lawan berikutnya.
Li mengatakan bahwa dia ingin bertarung lagi dengan jagoan yang juga pernah menjadi incaran Khamzat Chimaev, yakni Neil Magny, untuk laga berikutnya.
Dalam pertarungan pertama, petarung dengan rekor 19-7 ini kalah dengan keputusan angka mutlak.
Li Jingliang bahkan sudah memiliki pandangan tentang gelaran yang akan dijadikan tempat duel balas dendam ini.
Baca Juga: Gilbert Burns Menangi Duel Kontra Khamzat Chimaev, tetapi Bikin Juri Ragu
Li ingin duelnya dengan Neil Magny dilangsungkan dalam gelaran yang akan dibintangi rekan senegaranya, Song Yadong.
Dengan bertarung di hajatan yang sama dengan Song Yadong, Li Jingliang bermaksud menunjukkan kedigdayaan China lagi.
“Saya ingin melawan Neil Magny karena terakhir kali kami bertarung, itu bukan saya. Saya tidak tampil 100 persen," sambungnya.
“Jika saya kalah dengan KO atau kuncian, jika saya tampil 100 persen, saya oke-oke saja dengan kekalahan itu."
"Tetapi, itu bukan saya. Saya tidak senang dengan kekalahan itu."
“Saya tidak ingin berbicara tentang detailnya, tetapi saya berharap pertarungan itu bisa berlangsung pada bulan September atau bahkan lebih awal."
"Saya ingin Magny dan UFC memberi saya kesempatan."
"Saya pikir akan bagus jika duelnya dilaksanakan di gelaran yang dibintangi Song Yadong."
"Saya ingin menunjukkan kepada dunia kekuatan China lagi," pungkas jagoan yang lahir pada 20 Maret 1988.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | MMAjunkie.com |
Komentar