JUARA.NET - Sebagai ajang balap sepeda motor paling bergengsi, MotoGP belakangan menuai sebuah kritikan.
Pembalap Superbike, Scott Redding, mengkritik gelaran balap tersebut sedang dalam fase yang membosankan.
Tentu Redding tak bermaksud menjelek-jelekkan MotoGP.
Kendati sudah hijrah ke Superbike, Redding juga pernah bersaing di ajang balap yang identik dengan nama Valentino Rossi itu.
Menurut Redding, kondisi membosankan terjadi karena para pembalap tengah dalam tekanan yang besar.
Mereka jadi takut beraksi karena konsekuensi yang menunggu di belakang.
Selain tekanan, Scott Redding juga menyoroti peran uang sebagai salah satu faktor penyebabnya.
"MotoGP jadi membosankan karena uang dan tekanan yang besar" ungkap Redding dilansir Juara.net dari Motosan.es.
Belakangan Marco Bezzecchi turut mengomentari masalah ini.
Dia terpikirkan teori menarik soal penyebab minimnya aksi menyalip pada balapan masa kini.
Baca Juga: MotoGP Semakin Membosankan, Para Pembalap Alami Banyak Tekanan
Bezzecchi mengakui bahwa MotoGP memang kalah dari Superbike khususnya soal salip-menyalip.
Dilansir Juara.net dari Speedweek.com, dia merasa sikap dari pembalap itu sendiri yang membuat kondisi minim aksi terjadi.
Pada era sekarang, Bezzecchi melihat para pembalap bakal langsung marah saat terjadi kontak di lintasan.
Meski begitu, murid Valentino Rossi ini masih menganggap kompetisi yang dia bela sangat cantik.
"Menurut saya, balapan MotoGP sekarang cantik," ujarnya.
"Harus diakui bahwa Superbike terkenal dengan aksi-aksi menyalip dan sebagainya."
"Masalahnya adalah di MotoGP akan muncul komplain jika terjadi sentuhan antarpembalap," tambah Bezzecchi sambil tersenyum.
Selain soal sikap para pembalapnya, Marco Bezzecchi juga menyoroti beberapa kondisi lintasan dan kekuatan dari sepeda motor yang digunakan.
Ada beberapa sirkuit yang dirasa Bezzecchi tidak mendukung untuk menyalip.
Baca Juga: Kilas Balik Paruh Pertama MotoGP 2022, Murid Valentino Rossi Ungkap Penyesalan dan Hal Tak Terduga
Bukan karena tikungannya jelek, hanya kecepatan sepeda motor bisa sangat gegas di sirkuit tertentu sehingga minim aksi menikung lawan.
"Menurut saya, ini tergantung treknya," ucap pembalap MotoGP berusia 23 tahun itu.
"Pada sirkuit yang naik-turun, perbedaannya bakal sedikit signifikan karena zona selektif yang lebih sedikit."
"Misalnya saja di Jerez, di mana kami melibas satu balapan dan satu tes."
"Kita harus tahu bahwa kami sangat cepat."
"Kecepatannya sungguh impresif sehingga sulit untuk menyalip," tumbuh Bezzecchi.
Baca Juga: Pencapaian Penting Dua Murid Valentino Rossi Lahir di MotoGP Belanda 2022
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Motosan.es, Speedweek.com |
Komentar