JUARA.NET - Susi Susanti sukses mengharumkan nama Indonesia dengan raihan medali emas pada Olimpiade Barcelona, 4 Agustus 1992.
Peristiwa yang terjadi 30 tahun lalu itu kiranya menjadi salah satu momen paling bersejarah di dunia olahraga Indonesia.
Pasalnya, medali emas itu merupakan raihan pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade.
Perjuangan Susi Susanti meraih emas perdana ini jauh dari kata mudah.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Susi Susanti Minta Atlet Muda Tetap Latihan Stroke dan Akurasi
Bersua Bang Soo-hyun di final, perempuan yang kini sudah menginjak usia 51 tahun sempat tergopoh-gopoh di gim pertama.
Susi Susanti pun dinyatakan kalah di gim pertama dari pebulu tangkis Korea Selatan itu dengan angka 5-11.
Namun, pebulu tangkis dengan nama asli Lucia Francisca Susanti Haditono itu mampu bangkit di gim kedua.
Susi Susanti pun mampu menghajar Bang Soo-hyun itu di gim kedua dengan angka 11-5.
Hasil dari gim pertama dan kedua tersebut tak pelak memaksa duel Susi Susanti vs Bang Soo-hyun digelar sampai rubber game.
Ibarat mesin diesel, Susi Susanti yang sudah mulai panas di gim kedua semakin membara di gim ketiga.
Akibatnya, Bang Soo-hyun dipecundangi habis-habisan oleh pebulu tangkis asal Tasikmalaya dengan skor 11-3.
Baca Juga: Hari Kelima Isolasi Pemain All England: Semua Sehat namun Waspada
Usai memenangi pertandingan ini, Susi Susanti mendapatkan kesempatan untuk naik podium teratas Olimpiade Barcelona 1992 di cabang olahraga bulu tangkis sektor tunggal putri.
Kesuksesan Susi Susanti ini bak membuka keran perolehan medali emas bagi bulu tangkis Indonesia.
Soalnya, ada sektor lain yang turut memberikan sumbangan emas bagi Tanah Air.
Sektor yang turut berjaya ini adalah sektor tunggal putra.
Alan Budikusuma adalah sosok yang menjadi kebanggaan Indonesia lain di ajang Olimpiade Barcelona 1992.
Alan Budikusuma meraih medali emas usai menaklukkan sesama pebulu tangkis Indonesia, Ardy B. Wiranata.
Alan yang kemudian menjadi suami Susi itu mampu mengalahkan Ardy dua gim secara langsung dengan angka 15-12, 18-13.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kompas.com, Youtube.com |
Komentar