JUARA.NET - Keberadaan mangsa Islam Makhachev, Alexander Volkanovski, dianggap menjadi hambatan untuk Max Holloway dalam mencapai takhta raja kelas bulu UFC.
Holloway pernah menduduki singgasana tertinggi kelas 66 kg itu.
Rezim petarung berjulukan Blessed ini berlangsung pada tahun 2017 sampai pertengahan 2019.
Dalam rentang waktu itu, Holloway mempertahankan takhtanya sebanyak tiga kali.
Kejayaan ini agaknya tidak lepas dari kehebatan Holloway dalam hal striking.
Max Holloway terkenal dengan label Si Manusia Senapan Mesin lantaran mampu melancarkan banyak pukulan dalam satu pertarungan.
Dominasi di kelas bulu ini membuat jagoan asal Hawaii itu berkesempatan melebarkan kekuasaan ke kelas ringan.
Dia sempat nyaris melakoni duel dengan Khabib Nurmagomedov dalam duel perebutan gelar di kelas 70 kg pada UFC 223.
Namun, Max Holloway batal masuk duel itu karena alasan kesehatan.
Baca Juga: Kehancuran yang Dibuat Alexander Volkanovski Disebut akan Pengaruhi Petarung Ini di Duel Berikutnya
Niat naik ke kalas ringan ini akhirnya terealisasi pada 13 April 2019.
Kala itu dia berkesempatan untuk merebut gelar interim kelas ringan UFC.
Akan tetapi, usahanya gagal setelah Holloway kalah dari Dustin Poirier.
Kendati kalah di kelas ringan, tiraninya di kelas bulu masih berjalan.
Setelah kalah dari Poirier, Blessed sukses mempertahankan takhta dari Frankie Edgar pada 27 Juli 2019.
Usai Max Holloway mempertahankan sabuknya sebanyak tiga kali, muncul seorang penantang bertubuh mini yang bernama Alexander Volkanovski.
Pertemuan pertama Holloway dan Volkanovski ini terjadi di UFC 245
Tak disangka, sang jagoan bertinggi badan 1,68 meter malah menjadi orang yang mengakhiri rezim Holloway dengan kemenangan angka mutlak.
Para insan UFC seolah dibuat tidak percaya dengan hasil duel pada 14 Desember 2019.
Baca Juga: Max Holloway Masih Hebat, Calon Musuh Islam Makhachev Saja yang Sudah Naik Level
Dana White dan jajajarannya langsung saja mempertemukan kembali dua petarung tersebut lebih kurang 7 bulan setelahnya.
Kendati demikian, petarung berjulukan The Great kembali menang walau kali ini dengan keputusan angka split decision.
Dengan dua kekalahan beruntun, petarung kelahiran 4 Desember 1991 tidak bisa langsung bersua Alexander Volkanovski lagi.
Walaupun begitu, Holloway masih menghuni posisi penantang juara urutan pertama saat itu.
Sempat ada Calvin Kattar dan Yair Rodriguez yang mencoba mengudeta peng-KO Charles Oliveira itu.
Namun, usaha mereka berdua menemui jalan buntu lantaran dipecundangi Holloway.
Max Holloway seolah menjadi penjaga gerbang yang sulit dilalui para petarung kelas bulu yang hendak bersua Volkanovski.
UFC pun akhirnya terpaksa memberikan duel perebutan gelar ketiga kontra Volkanovski kepada Holloway dalam gelaran UFC 276.
Akan tetapi, jagoan yanng pernah menjadi korban Conor McGregor itu kalah lagi dari sang petarung Australia.
Fenomena Max Holloway ini tak pelak mencuri perhatian jagoan divisinya, Francis Marshall.
Marshall memandang bahwa status penjaga gerbang ini akan selamanya disandang Holloway selama Alexander Volkanovski masih berada di kelas bulu.
"Saya pikir selama masih ada Alexander Volkanovski, dia akan menjadi seorang penjaga gerbang untuk duel perebutan gelar."
"Agaknya, Anda melihat dia mengalahkan petarung-petarung seperti Yair."
"Yair sekarang memperebutkan gelar juara."
"Anda melihatnya mengalahkan Calvin Kattar."
"Dia petarung yang sangat bagus."
"Dia adalah penantang juara urutan atas waktu itu," kata Francis Marshall seperti dilansir Juara.net dari Sportskeeda.
Harapan kembali menjadi yang terbaik di kelas bulu agaknya sempat menghinggapi Max Holloway tatkala Alexander Volkanovski mengembara ke kelas ringan.
Baca Juga: UFC 287 - Jurus Musuh Islam Makhachev Ditiru Israel Adesanya
Volkanovski mencoba naik ke kelas ringan pada gelaran UFC 284 untuk merebut takhta divisi tersebut dari Islam Makhachev.
Namun, rekan Israel Adesanya itu malah berakhir sebagai korban Makhachev setelah dipastikan kalah dengan keputusan angka mutlak.
Petarung 34 tahun itu lantas harus balik ke kelas bulu untuk melanjutkan rezim kekuasaannya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Sportskeeda.com |
Komentar