JUARA.NET - Misbun Sidek, legenda Malaysia yang juga eks pelatih Lee Chong Wei, marah besar karena dipecat oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), sementara Rexy Mainaky tetap dipertahankan.
BAM memecat Misbun dari posisi direktur pembinaan sektor junior seusai kegagalan skuad Malaysia di Kejuaraan Asia Junior 2023 di Yogyakarta bulan ini.
Kabar ini telah diumumkan oleh wakil presiden BAM Datuk V Subramaiam pada media 28 Juli 2023 lalu.
Beberapa hari setelah kabar ini terungkap, Misbun Sidek tampak mengungkapkan rasa kecewanya terkait pemecatan tersebut.
Dalam wawancara di Melawati pada 31 Juli 2023, Misbun merasa keputusan BAM itu tidak adil.
BAM diketahui memutuskan untuk mengakhiri kontrak Misbun lebih cepat dari yang semestinya masih berlaku sampai akhir tahun ini.
Padahal, Misbun sejatinya berharap diberi satu kesempatan terakhir untuk membuktikan hasil didikannya di kompetisi Kejuaraan Dunia Junior yang berlangsung di Washington, AS pada 25 September hingga 8 Oktober mendatang.
Tapi, BAM agaknya tak mau memberikan kesempatan itu dan menutup pintu diskusi.
Baca Juga: Japan Open 2023 - Beda Nasib dengan Indonesia, Malaysia Merana Lagi
Misbun mengklaim dirinya tak diberi kesempatan untuk membicarakan rencananya pada manajemen.
"Saya sangat kecewa dengan cara BAM memutuskan kontrak saya. Saya diberitahu oleh Datuk Subra bahwa saya tidak perlu melatih para pemain lagi dan keputusannya segera berlaku," kata Misbun sebagaimana dilansir dari The Star.
"Kontrak saya berakhir pada akhir tahun dan saya ingin membimbing para pemain saya di Kejuaraan Dunia Junior untuk menghasilkan hasil yang lebih baik."
"Tapi saya sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk berdiskusi apapun dengan manajemen," lanjutnya.
Meski kecewa, Misbun tak menampik jika dirinya bertanggung jawab atas kegagalan skuad junior Malaysia di Kejuaraan Asia Junior 2023.
Namun, menurutnya dia bukan satu-satunya yang harus bertanggung jawab.
Tidak tepat jika hanya dia yang disalahkan, karena skuad ganda junior juga dipimpin oleh Direktur Kepelatihan Ganda Malaysia, Rexy Mainaky.
Misbun seolah mengindikasikan bahwa Rexy juga ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
"Saya tahu kami gagal mencapai KPI (key performance indicator) yang ditetapkan BAM di level Asia tapi bukan berarti mereka juga akan gagal di Kejuaraan Dunia Junior."
"Kami tidak mendapatkan hasil yang baik di Kejuaraan Dunia Junior tahun lalu (di Santender, Spanyol), tetapi kami berhasil menganalisis kekurangan dan mencapai hasil yang lebih baik tahun ini."
"Juga, tidak adil bahwa saya disalahkan atas seluruh kegagalan karena pasangan ganda juga tidak melakukannya dengan baik."
Baca Juga: Tekad Rexy Mainaky Kembalikan Harkat Martabat Junior Malaysia
"Saya tidak akan membantah keputusan yang dibuat oleh BAM."
"Jika saya gagal di Kejuaraan Dunia Junior, saya tidak akan menunggu BAM mengakhiri kontrak saya."
"Saya akan mengajukan pengunduran diri saya tanpa diminta."
Pelatih yang pernah membina Lee Chong Wei itu pun makin kecewa saat kabar pemecatannya justru tidak disampaikan langsung oleh presiden BAM Tan Sri Norza Zakaria padanya.
Padahal, dulu saat membujuknya untuk mengambil peran sebagai Direktur Pengembangan Sektor Junior, Tan Sri Norza Zakaria langsung mendatanginya.
"Awalnya saya hanya punya satu bos, Tan Sri Norza. Ketika mereka menginginkan saya untuk posisi ini, saya pergi ke rumahnya untuk menandatangani kontrak, dan sekarang, ketika saya tidak dibutuhkan, mereka mengirim pejabat lain untuk memberi tahu saya tentang berita tersebut," kata Misbun yang kecewa.
Misbun lantas menjelaskan jika program pengembangan tak bisa langsung memberikan hasil yang instan, apalagi jika ada campur tangan pihak lain.
Pelatih Malaysia itu menjadikan keberhasilan Park Jo Bong di skuad Jepang sebagai contoh.
Ia menyoroti bagaimana Federasi Bulu Tangkis Jepang memberikan wewenang penuh pada Park Jo Bong untuk menjalankan programnya.
"Rencana awalnya adalah memiliki siklus empat tahun hingga 2024 dan kemudian proyek 2024-2028 yang akan saya tangani."
"Namun, program terus berubah selama bertahun-tahun dan sangat sulit untuk terus memberikan hasil dalam waktu singkat dan dengan campur tangan pihak lain."
"Seorang pelatih harus diberi kebebasan dalam menjalankan programnya dan membimbing pemain dan seseorang harus bersabar."
"Park Joo-bong merasa nyaman dan sukses di Jepang karena harus terus mencapai hasil karena presiden mereka memberinya wewenang penuh untuk menjalankan programnya."
Meski dibuat kecewa berat oleh BAM, Misbun Sidek mengaku jika dirinya adalah sosok yang patriotik.
Ia tak menampik bahwa ada tawaran melatih dari luar negeri, tapi Misbun tak berniat mengambilnya.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | the star |
Komentar