JUARA.NET - Bintang UFC, Khamzat Chimaev, mengenang kehidupannya yang pernah susah di mana dia sampai menjual botol bekas supaya bisa makan.
Khamzat Chimaev sekarang telah menjadi salah satu bintang utama UFC.
Keganasannya dalam bertarung plus rekor tak terkalahkan dengan sering meraih kemenangan finish membuat Chimaev memiliki banyak penggemar.
UFC pun mulai menjadikan jagoan Swedia kelahiran Chechnya ini sebagai salah satu jualan utamanya.
Dalam tiga pertarungan terakhir, Chimaev selalu dipasang di ajang pay-per-view.
Karena sudah menjadi bintang, jagoan berjulukan Borz atau Serigala ini pun sudah mendapatkan bayaran tinggi.
Seperti dikutip dari MMA Salaries, pada penampilan terakhirnya di UFC 279, Khamzat
Chimaev sudah menerima bayaran 1 juta dolar AS atau sekitar 15 miliar rupiah.
Borz mengalami lonjakan luar biasa soal bayaran.
Baca Juga: Khamzat Chimaev Akui Jagoan UFC Ini Miliki Bogem Mentah dan Tendangan Paling Berbahaya
Ketika pertama kali tampil di UFC, dia hanya digaji 16 ribu dolar AS untuk menghadapi John Phillips pada 16 Juli 2020.
Sebelum UFC 279, yakni dalam laga melawan Gilbert Burns pada 9 April 2022, bayaran Chimaev hanya 150 ribu dolar AS.
Pantas dicatat angka-angka itu baru gaji pokok dari UFC.
Chimaev bisa mendapatkan bayaran lebih tinggi jika ditambah bonus performa dan jatah pembagian dari hasil penjualan pay-per-view.
Dengan bayaran seperti itu, sekarang jagoan berusia 29 tahun itu sudah hidup dengan cukup mapan.
Akan tetapi, Chimaev masih mengingat jelas masa-masa susah yang dialaminya sebelum bergabung ke UFC.
"Ketika pindah ke Swedia, saya sendirian, tidak punya siapa-siapa," kata Chimaev seperti dikutip dari Sport Express.
"Saya harus berusaha sendiri saat berumur 18-19 tahun."
"Saya menjadi petugas keamanan, bekerja di peternakan ayam, dan pada malam harinya berlatih di gym."
Baca Juga: Aslinya Bisa Meluluhlantakkan Satu Kelas UFC, Khamzat Chimaev Dihalangi
"Sebelum ke UFC tidak ada bayaran tinggi atau sponsor."
"Saya hidup bersama beberapa teman baik dan kami bertahan hidup sebisanya."
"Kami bahkan sering menjual botol bekas supaya bisa membeli makanan."
"Petugas kebersihan di tempat tinggal kami biasa mengumpulkan botol-botol bekas."
"Suatu hari kami kelaparan dan tidak punya uang."
"Jadi kami meminta botol-botol bekas dari petugas kebersihan itu."
"Kami menjualnya dan bisa membeli pizza untuk kami makan."
"Begitulah kami bertahan hidup."
"Sekarang kami menolong petugas kebersihan itu, memberinya uang," pungkas Chimaev.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Sport Express |
Komentar