JUARA.NET - Tepat hari ini 39 tahun yang lalu, 8 Agustus 1984, muncul seorang atlet yang menjadi wanita pertama dari negara Muslim yang bisa memenangi medali emas Olimpiade.
Orang itu adalah Nawal El Moutawakel dari Maroko saat berkompetisi di cabang olahraga atletik di Olimpiade 1984 yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat.
Di Olimpiade 1984, untuk pertama kalinya diperlombakan nomor lari gawang 400 meter untuk atlet putri.
Nawal El Moutawakel finis pertama untuk meraih medali emas.
Dia menorehkan catatan waktu 54,61 detik.
El Moutawakel mengalahkan atlet tuan rumah yang menempati tempat kedua, Judi Brown (55,20 detik), serta pelari Rumania yang meraih medali perunggu, Cristieana Cojocaru (55,41 detik).
Dengan kemenangannya itu, El Moutawakel menjadi orang Maroko pertama yang meraih medali emas Olimpiade.
Bukan itu saja, dia juga menjadi wanita pertama dari negara yang mayoritas berpenduduk Muslim yang menjadi juara Olimpiade.
Faktanya, El Moutawakel ketika itu memang menjadi satu-satunya atlet perempuan di kontingen Maroko.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Pesepak Bola Paling Tua Menangi Medali Olimpiade
Tanggal 8 Agustus 1984 itu begitu besar artinya bagi Nawal El Moutawakel sampai-sampai dia merasa ketakutan dan tidak bisa tidur pada malam sebelumnya.
"Saya benar-benar takut," katanya seperti dikutip dari BBC.
"Saya adalah satu-satunya atlet perempuan di kontingen Maroko dan semua orang berharap pada saya."
"Saya menghabiskan malam dengan tidak bisa tidur, memikirkan lomba, melihatnya dalam mimpi buruk."
"Saya merasa bisa berada di final, seperti di 8 besar, tetapi para pelatih biasa menasihati saya untuk percaya dengan lebih kuat pada diri sendiri karena mereka benar-benar berpikir bahwa saya bisa menang."
Awalan babak final lari 400 meter gawang putri di Olimpiade 1984 itu sempat diulang karena ada pelari yang salah melakukan start.
Akan tetapi, El Moutawakel tetap menjaga fokus dan melesat sejak start ketika lomba dimulai.
"Pada gawang pertama, kedua, dan ketiga, saya melompat dengan kaki kiri," lanjut Nawal El Moutawakel.
"Kemudian saya mengganti-ganti kanan dan kiri sampai finis."
El Moutawakel begitu jauh berada di depan sampai-sampai dia khawatir dirinya salah membuat start tetapi tidak mendengar instruksi untuk mengulang lomba.
"Saya berpikir: 'Mana yang lain? Kenapa cuma saya yang berlari?'."
"Tetapi, ternyata saya sangat jauh di depan. Sebelum melewati garis finis, saya baru menengok kiri-kanan untuk memastikan saya tidak sendirian berlari."
Kemenangan Nawal El Moutawakel begitu bersejarah sampai-sampai Raja Maroko, Hassan II, membuat instruksi unik.
Dia mendeklarasikan agar semua anak perempuan yang lahir pada hari kemenangan El Moutawakel diberi nama Nawal.
Kesuksesan El Moutawakel juga berarti penting dalam membuka simpul yang sempat menghalangi atlet perempuan di negara Muslim untuk berprestasi.
"Dari momen itu, kita kemudian melihat banyak perempuan Maroko menjadi juara dunia," kata El Moutawakel lagi.
"Hal yang sama terjadi di Aljazair, Tunisia, Mesir, Bahrain."
"Negara-negara yang perempuannya tidak pernah datang ke Olimpiade."
"Setelah itu, mereka tidak datang ke Olimpiade hanya untuk menonton, tetapi datang untuk menang," pungkasnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BBC |
Komentar