JUARA.NET - Tepat hari ini dua tahun yang lalu, legenda tinju asal Filipina, Manny Pacquiao, mementaskan pertarungan terakhirnya di atas arena profesional.
Pada 21 Agustus 2021, Pacquiao tampil menghadapi Yordenis Ugas di T-Mobile Arena, Las Vegas.
Dalam laga ini, petinju berjulukan PacMan itu berusaha merebut lagi sabuk juara kelas welter WBA (Super).
Sabuk tersebut sebetulnya pernah didapatkan Pacquiao setelah mengalahkan Keith Thurman pada 20 Juli 2019.
Namun, WBA mencopot gelarnya karena Pacquiao tidak aktif.
Ugas, yang tadinya berstatus juara WBA (Reguler), dinaikkan menjadi pemegang sabuk WBA (Super).
Pacquiao sudah berusia 42 tahun 247 hari saat menghadapi Ugas, yang berumur 7 tahun lebih muda dari dirinya.
Sebelum hari-H, PacMan sudah mengakui bahwa laga melawan Ugas mungkin akan menjadi pertarungan terakhirnya.
Dalam usia yang sudah berkepala 4, Pacquiao pun tidak lagi memiliki kecepatan yang pernah menjadi senjata terkuatnya.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Dipaksa Habis-habisan, Conor McGregor Balas Dendam ke Nate Diaz
Pacquiao tidak memperlihatkan gerakan kaki yang lincah seperti dulu.
Kendati demikian, petinju kelahiran 17 Desember 1978 itu tetap sanggup melewati duel selama 12 ronde.
Menurut CompuBox, Manny Pacquiao melontarkan 815 pukulan selama pertarungan.
Tetapi, akurasinya parah karena hanya 130 (16%) yang mendarat.
Sebaliknya, Yordenis Ugas melepaskan hanya 405 pukulan tetapi 151 (37%) di antaranya mengenai sasaran.
Pacquiao pun dinyatakan kalah angka mutlak dengan skor 112-116, 112-116, dan 113-115.
Seusai pertarungan, PacMan masih belum mengonfirmasi apakah dirinya pensiun atau tidak.
Keputusan pensiun dari tinju profesional baru diumumkan pemilik rekor 62 kali menang, 8 kali kalah, dan 2 kali imbang ini pada 29 September 2021 lewat media sosial.
Laga melawan Ugas pun menjadi pertarungan terakhir Pacquiao di atas ring tinju profesional.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Mike Tyson Comeback dari Penjara, Manajer Lawan Sampai Takut Petinjunya Tewas
Manny Pacquiao meninggalkan warisan yang luar biasa sebagai legenda tinju.
Dia adalah satu-satunya petinju sepanjang sejarah yang memenangi 12 gelar juara dari 8 kelas yang berbeda.
Pacquiao juga tercatat sebagai satu-satunya petinju yang mampu memegang gelar juara dalam 4 dekade, yakni dari 1990-an hingga 2020-an.
"Pacquiao adalah Pacquiao. Dia seorang legenda, dia yang terbaik," puji salah satu mantan rival PacMan, Oscar De La Hoya, seperti dikutip dari Sportskeeda.
"Saya pikir dia mungkin akan dikenang sebagai petarung terhebat yang pernah kita lihat sepanjang masa."
"Adalah sebuah privilese bisa menyaksikan pertarungan-pertarungannya."
"Saya pikir Manny Pacquiao tampak bagus melawan Ugas, hanya lawannya membuat dia tidak terlihat bagus."
"Untuk orang seusianya, dia terlihat bagus. Dia melewati 12 ronde yang keras menghadap lawan yang jauh lebih muda," pungkas De La Hoya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Sportskeeda.com |
Komentar