JUARA.NET - Dalam sejarah hari ini 21 tahun yang lalu, tercipta skor terbesar di jagat sepak bola dalam sebuah pertandingan di Madagaskar.
Pada 31 Oktober 2002, AS Adema mengalahkan Stade Olympique de I'Emyrne (SOE) dengan skor 149-0.
Skor itu tercatat dalam The Guinness Book of Records sebagai hasil terbesar dalam sebuah pertandingan sepak bola.
Akan tetapi, 149 gol itu tidak tercipta dengan cara yang biasa karena ada cerita konyol di baliknya.
Sejarah hari ini mencatat pada momen tersebut, dimainkan babak play-off antara 4 klub untuk menentukan juara Liga Madagaskar.
Juara bertahan SOE dipastikan sudah kehilangan gelarnya sebelum pertandingan terakhir melawan AS Adema.
SOE ditahan DSA Antananarivo 2-2 dengan satu keputusan penalti kontroversial wasit yang dianggap sang juara bertahan merugikan mereka.
Menyusul hasil imbang yang memastikan mereka gagal menjadi juara, SOE memutuskan untuk melakukan protes di pertandingan terakhir.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Malah Tambah Sakti di Usia 40 Tahun, Glover Teixeira Jadi Juara UFC Tertua
Tetapi, cara protes mereka mengkhianati fair play karena para pemain SOE secara sengaja mencetak 149 gol bunuh diri.
Dalam pertandingan itu, dilaporkan setiap kali setelah kick-off usai terjadinya gol, para pemain SOE segera menjebol gawangnya sendiri lagi.
Para pemain AS Adema kebingungan melihat drama memalukan yang terjadi.
Mereka bahkan tidak sempat menguasai bola karena para pemain SOE langsung mencetak gol bunuh diri demi gol bunuh diri setelah kick-off.
Suporter juga memaksa uang mereka dikembalikan setelah menyaksikan apa yang terjadi di lapangan.
Dengan 149 gol tercipta dalam 90 menit, rata-rata terjadi 1 gol bunuh diri setiap 36 detik!
Skor 149-0 ini lebih banyak 4 kali lipat dari rekor terbesar sebelumnya.
Pada tahun 1885 dalam laga Piala Skotlandia, Arbroath mengalahkan Bon Accord 36-0.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Munculnya Raja Tinju Pertama Penguasa 4 Divisi
Skor 149-0 yang terjadi di Stadion Barikadimy, Toamasina, Madagaskar, menjadi aib besar dalam sejarah hari ini.
Federasi Sepak bola Madagaskar menjatuhkan skorsing tiga tahun kepada pelatih SOE, Ratsimandresy Ratsarazaka.
Empat pemain, yakni kapten Manitranirina Andrianiaina, kiper Dominique Rakotonandrasana, kapten Timnas Madagaskar Mamisoa Razafindrakoto, dan Nicolas Rakotoarimanana juga diskors selama periode yang sama.
Sementara itu, wasit yang bertugas tidak dihukum karena insiden yang terjadi dianggap di luar kontrolnya.
Semua hasil SOE pada 2002 dianggap tidak ada oleh FMF.
Pada tahun 2006, SOE akhirnya bubar.
FMF sendiri sempat dibekukan oleh Kementerian Olahraga Madagaskar walaupun akhirnya dibentuk lagi.
FIFA menjatuhkan hukuman pada FMF pada 19 Maret 2008 tetapi skorsing dihentikan pada 19 Mei 2008.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Juara.net |
Komentar