JUARA.NET - Eks pembalap MotoGP, Dani Pedrosa punya teori menarik soal Marc Marquez yang tidak gacor bersama Honda seperti dahulu kala.
Sebelumnya The Baby Alien dan Honda merupakan duet maut di jagat balap.
Enam kali gelar juara sudah cukup untuk membuktikan betapa mengerikannya mereka.
Namun, semua berubah sejak musim 2020.
Jangankan juara dunia, Marquez bahkan kesulitan untuk sekedar menyelesaikan balapan.
Kondisi ini membuat pembalap asal Spanyol itu memutuskan berpisah dengan Honda.
Pada tahun 2024 besok, dia bakal bergeser ke Gresini Racing yang menggunakan sepeda motor Ducati.
Belakangan Pedrosa coba menganalisa akar penyebab Marquez yang bak kehilangan tajinya di atas sepeda motor Honda.
Dia merasa sang mantan rekan sudah melakukan yang terbaik.
Akan tetapi, perubahan teknologi dari tim lain sudah tak bisa dikejar The Baby Alien seorang diri tanpa bantuan sepeda motor yang mumpuni.
Baca Juga: Tangani Motor Bak Sepeda, Ini Bedanya Jorge Martin dan Francesco Bagnaia Menurut Pengamat MotoGP
"Pada akhirnya, Anda harus melakukan peningkatan dalam hal mengendarai khususnya dalam mengontrol gas," bedahnya, dilansir Juara.net dari Motosan.es.
"Anda coba menutupi hal yang tak bisa dilakukan sepeda motor itu dengan perubahan pada suspensi serta sasis."
"Anda mencoba membuatnya lebih mudah untuk dikendarai. Marc sebenarnya sudah melakukan yang terbaik."
"Tetapi, semua berada pada akhirnya saat kini terjadi perubahan yang masif dari segi teknologi. Dia jadi tak bisa menutupi kekurangan dari sepeda motor tersebut lagi," tambah Pedrosa.
Pria asal Spanyol tersebut tentu sangat mengenal akrab Honda.
Dia bahkan memulai kariernya juga di atas sepeda motor berlogo sayap tersebut.
Sayang, Pedrosa belum pernah mendapatkan apa yang sudah enam kali Marquez bawa pulang yakni gelar juara dunia MotoGP.
Prestasi pembalap berjulukan The Little Samurai itu adalah runner up di tahun 2007, 2010, dan 2012.
Menariknya, pria yang kini menjadi pembalap penguji tim KTM ini blakblakan menguak kekurangan mantan timnya.
"Saya sendiri merasa itu soal menemukan keseimbangan," ungkapnya.
"Kecepatan dan kemampuan berbelok, kedua hal itu sangat sulit."
"Sebagai contoh, Honda pada akhirnya memutuskan untuk mengambil filosofi soal daya, kecepatan maksimal, kekuatan, dan saat ini mereka tak menggapainya hingga Ducati tak terbendung."
"Filosofi mereka selalu seperti yang: 'Kami akan memberikan Anda daya yang lebih besar, jadi tugas Anda adalah mengendalikannya'."
"Saya selalu ingat bahwa saya bilang saya tidak butuh daya yang besar."
"Saya selalu meminta sepeda motor yang lebih tenang dan dengan daya cengkeram yang tinggi."
"Tetapi, mereka selalu menambah daya," imbuh Pedrosa.
Editor | : | Fiqri Al Awe |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar