JUARA.NET - Bercerita tentang proses cutting atau pemangkasan berat badannya jelang debutnya di UFC, Jeka Saragih menyoroti kesalahan yang dilakukan petarung Indonesia.
Si Tendangan Maut dijadwalkan naik oktagon pada Sabtu (18/11/2023) di Las Vegas, Amerika Serikat.
Jagoan asal Brasil, Lucas Alexander bakal menjadi musuh pertamanya.
Pertarungan ini digelar di kelas bulu yang punya batas berat badan 145 pound atau sekitar 65 kg.
Sebelumnya, Jeka merupakan jagoan natural kelas ringan yang berbobot 155 atau 74 kg.
Dengan demikian dia berarti punya PR berupa cutting atau pemangkasan berat badan.
Dalam media day yang juga diikuti Juara.net, dia bercerita tentang proses dietnya.
Jeka mengaku sudah berada di berat kurang 5 atau 6 kg saja dari batas kelas bulu.
Menariknya, dia kemudian menyoroti kesalahan petarung Indonesia yang baru disadari setelah gabung UFC.
"Cutting saya ini modelnya misal masih kurang 5 atau 6 kg saya cuman nurunin itu satu malam," bebernya.
Baca Juga: Merasa Tak Dihargai Israel Adesanya, Alex Pereira Berang dan Bilang Begini
"Besok waktu penimbangan saya langsung dapat, setelah itu saya akan dikasih vitamin, makan, lain sebagainya sehingga sudah bisa kembali pulih."
"Itulah yang belum kita pelajari di Indonesia."
"Kita biasanya jauh-jauh hari, satu bulan harus sudah di bawah batas."
"Ternyata hal itu salah, karena akan mengurangi kekuatan kita. Dan waktu tarung berat kita cuma akan tambah 2 kg."
"Padahal, di UFC saat tarung petarung bisa tambah 10 kg dalam hanya 12 jam."
"Itu yang saya pelajari di sini. Makanya saya dilarang lebih 2 kg, ini saja masih lebih 7 kg aja. Baru saat bertarung udah timbang bisa naik 10 kg," sambungnya.
Sejak gabung ajang pimpinan Dana White, Jeka berlatih di sasana MMA Factory besutan Marc Fiore.
Di sana, dia berlatih dengan beragam spesies petarung lainnya.
Menurut Si Tendangan Maut, para jagoan tanah air punya berbedaan dengan atlet luar negeri.
Baca Juga: Goreng Isu Gagal Tes Doping, Conor McGregor Belum Kapok Usik Ketenangan Khabib Nurmagomedov
Dia pun memberikan pesan kepada jagoan-jagoan muda yang tertarik mengikuti jejaknya di UFC.
"Pasti berbeda," tegasnya.
"Karena saya di sini sering bertarung dengan petarung Cage Warrior, UFC."
"Perbedaannya dari segi postur, stamina, dan teknik-teknik yang digunakan dalam MMA seperti striking, gulat, dan BJJ (Brazlian Jiu-Jitsu)"
"Untuk petarung muda di Indonesia, khususnya MMA, tetap berlatih."
"Fokus dan buatlah olahraga kita ini sebagai masa depan bukan sampingan."
"Karena sekarang banyak event dan promotor dari luar melirik petarung Indonesia. Tetapi juga itu, sih, bantuan dari pemerintah kita," tambah Jeka.
Editor | : | Fiqri Al Awe |
Sumber | : | Juara.net |
Komentar