JUARA.NET - Orang nomor satu di UFC, Dana White curhat soal hal yang paling sulit dia terima dan ternyata menyangkut Khabib Nurmagomedov.
Kedua orang ini punya hubungan yang begitu akrab.
Bahkan saat Si Elang sudah pensiun, mereka masih sering bekerja sama.
Namun, ternyata ada satu hal dari Khabib yang begitu sulit diterima oleh White.
Hal tersebut adalah keputusannya untuk pensiun dari jagat tarung.
Pria berkepala plontos itu berusaha keras mencegah sang mantan juara kelas ringan purna tugas.
Kendati demikian, Khabib sudah benar-benar sudah membulatkan tekadnya dan takkan kembali.
Dia bahkan sudah tidak lagi menemani rekan seperguruannya bertarung dari tepi oktagon.
Seperti yang diketahui, Islam Makhachev juga bertarung tanpa sang kakak seperguruan pada bulan Oktober kemarin.
Baca Juga: Balas Dendam Demi Sahabat, Khamzat Chimaev Buru Jagoan UFC Ini
Pada akhirnya, White hanya bisa menghormati keputusan Khabib.
"Akhir dari karier Khabib adalah yang paling berat diterima," bebernya, dilansir Juara.net dari dari Championat.com.
"Karena Khabib harusnya bisa mendapatkan lebih banyak lagi, bisa mendapatkan lebih banyak penghargaan lagi."
"Meski begitu, berpulangnya sang ayah membuat kebahagiannya hilang."
"Keputusan dia sudah bulat."
"Selain itu, dia juga sudah menghasilkan banyak uang sehingga dia sudah tidak perlu melakukan apa-apa lagi," tutup White.
Khabib memutuskan gantung sarung tangan pada tahun 2020 silam.
Kata "pensiun" dia ucap setelah mengalahkan Justin Gaethje dengan cekikan mautnya.
Si Elang purna tugas dengan rekor bertarung 29-0.
Pensiun sebagai jagoan tak terkalahkan tentu bukanlah hal yang mudah.
Apalagi dia menggelar beragam pertarungan yang tidak bisa dibilang mudah.
Salah satu pertarungan terbesar yang pernah dilakoni Khabib adalah melawan Conor McGregor.
Hingga saat ini, bentrokan bertensi tinggi tersebut masih memegang rekor jumlah penjualan tayangan pay-per-view terbanyak seantero UFC.
Kini nama besar Si Elang sedang coba diteruskan oleh Makhachev.
Editor | : | Fiqri Al Awe |
Sumber | : | Championat |
Komentar