JUARA.NET - AC Milan memberikan penampilan terbaik mereka di Liga Champions dengan membantai Barcelona dalam sejarah hari ini 30 tahun yang lalu.
Setelah Real Madrid yang punya 14 trofi, AC Milan adalah klub tersukses kedua di ajang Liga Champions.
I Rossoneri tercatat 7 kali menjuarai kasta tertinggi kompetisi antarklub Eropa.
Dari 7 kali kesempatan itu, momen keberhasilan AC Milan menjadi juara pada 1994 adalah yang paling spektakuler.
Aksi Setan Merah kala itu bahkan disebut-sebut sebagai salah satu penampilan paling fantastis dalam sejarah final Liga Champions.
Laga final Liga Champions 1993-1994 berlangsung pada sejarah hari ini, 18 Mei 1994 di Stadion Olimpiade, Athena.
Dalam pertandingan itu, AC Milan berhadapan dengan Barcelona.
Barcelona adalah tim yang lebih difavoritkan bakal menjadi juara.
El Barca belum lama menjadi kampiun Eropa yaitu pada 1991-1992 dan mereka terus menjuarai Liga Spanyol dalam empat tahun beruntun.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Sudah Hampir Dipecat, Sir Alex Ferguson Buka Keran Trofi di Manchester United
Sebagian besar pemain yang dikumpulkan pelatih Johan Cruyff untuk membentuk The Dream Team juga masih ada di Barcelona.
Ada Pep Guardiola, Jose Mari Bakero, Ronald Koeman, Michael Laudrup, Romario, dan Hristo Stoichkov.
AC Milan sendiri juga sedang kuat-kuatnya bersama pelatih Fabio Capello.
Mereka baru menjuarai Liga Italia 3 kali berturut-turut.
Namun, persiapan Rossoneri menuju laga final Liga Champions 1994 diganggu masalah besar di lini pertahanan.
Dua bek tengah mereka, Franco Baresi dan Alessandro Costacurta, harus menjalani skorsing.
Penyerang Marco van Basten tidak bisa bermain karena cedera.
Karena saat itu UEFA hanya memperbolehkan sebuah tim menurunkan maksimal 3 pemain asing, Capello tidak dapat memainkan bintang seperti Brian Laudrup, Jean-Pierre Papin, dan Florin Raducioiu.
Capello pun memainkan komposisi starter lini belakang yang acak-acakan.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Dipukuli 10 Ronde, Muhammad Ali Meng-KO Eks Narapidana di Ronde 11
Paolo Maldini digeser ke bek tengah mendampingi Filippo Galli yang biasanya hanya menjadi cadangan.
Bek kanan Christian Panucci juga ditempatkan di posisi yang tidak benar yaitu menjadi bek kiri.
Di luar dugaan, AC Milan sama sekali tidak memperlihatkan mengalami masalah di pertahanan selama pertandingan.
Mereka justru tampil dominan sejak menit pertama pertandingan.
Di menit ke-22, Dejan Savicevic berhasil masuk ke kotak penalti Barcelona dari sebelah kanan.
Savicevic memancing kiper Barcelona, Andoni Zubizaretta, mendekat sebelum memberikan assist buat Daniele Massaro yang tinggal menceploskan bola ke dalam gawang yang kosong.
AC Milan menggandakan skor di menit ke-45+2 dengan Roberto Donadoni kali ini yang memberikan assist buat Massaro dari sebelah kiri.
Pada awal babak kedua, tepatnya di menit ke-47, Savicevic berhasil merebut bola di sayap kanan.
Dia mencetak gol indah lewat tendangan lob yang tidak mampu dijangkau Zubizaretta.
Masih belum cukup, AC Milan memastikan kemenangan 4-0 lewat aksi Marcel Desailly di menit ke-58.
Memotong bola operan Barcelona di tengah, Desailly menerobos masuk ke kotak penalti untuk menaklukkan Zubizaretta dengan sebuah tembakan melengkung.
AC Milan membantai Barcelona 4-0 dan menjadi juara Eropa untuk kelima kalinya.
| Editor | : | Dwi Widijatmiko |
| Sumber | : | Transfermarkt.co.id |
Komentar