JUARA.NET - Pelatih ganda campuran Malaysia, Nova Widianto tampaknya memiliki rencana khusus untuk memastikan perkembangan sektor yang dipegangnya ke arah lebih baik.
Setelah mengakhiri kerjasama dengan Federasi Bulu Tangkis Indonesia, Nova Widianto kini dipercaya memegang sektor ganda campuran Malaysia.
Di bawah naungannya, pasangan ganda campuran pelatnas Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei berhasil menjadi salah satu lawan yang cukup diperhitungkan.
Tapi, target Nova rupanya tak berhenti di Chen/Toh, pelatih asal Indonesia itu berniat untuk membentuk pasangan lain di sektor ganda campuran.
Ia berharap bisa membentuk ganda campuran lainnya agar regenerasi tetap terjaga dan naik level.
Nova berharap para wakil sektor ganda campuran bisa meneruskan prestasi senior mereka, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang meraih perak di Olimpiade.
"Kami harus jujur, tidak banyak (pemain) putri di Malaysia, tapi saya pikir akan ada pemain untuk dua atau tiga pasangan."
"(Atlet) senior juga tidak boleh langsung pensiun agar Malaysia memiliki banyak pasangan yang bagus."
"Memang saya punya target sendiri (dan) kalau bisa setelah ini, sektor ganda campuran bisa menjadi fokus di Malaysia, toh memang sudah ada sejak awal."
"Chan Peng Soon (dan Goh Liu Ying) juga pernah meraih perak di Olimpiade 2016, semoga bisa meneruskan atau lebih baik lagi," ucap Nova sebagaimana dilansir dari New Strait Times.
Nova pun merasa bahwa tidak ada masalah jika para pemain muda dicoba untuk bermain di dua sektor.
Misalnya, Roy King Yap yang bermain bersama Wan Arif Junaidi di sektor ganda putra dan Valerie Siow di ganda campuran.
"Tidak masalah (bermain di dua kategori) mereka tidak permanen."
"Mungkin yang satu mencapai semifinal dan yang satu lagi babak pertama."
"Kalau dibilang capek ya belum enak (dan untuk) pengalaman akan terasa enak nanti kalau sudah senior, bisa seperti Tang Jie-Ee Wei," ujarnya.
Terlepas dari itu, bongkar pasang pasangan hingga bermain dua sektor memang bisa menjadi strategi lain untuk menemukan racikan yang tepat.
Beberapa negara seperti China, Jepang dan Korea juga pernah melakukannya.
| Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
| Sumber | : | New Strait Times |
Komentar