Bukan Valentino Rossi, Ini Pembalap Terbaik Versi Fabio Quartararo

JUARA.NET - Pembalap Yamaha, Fabio Quartararo mengakui bahwa Valentino Rossi adalah idolanya.

Valentino Rossi memang sosok pembalap legendaris dengan banyak koleksi gelar juara.

Pembalap berjuluk The Doctor it berhasil meraih total 9 gelar juara selama kariernya di dunia balap motor.

Namun, Fabio Quartararo rupanya memiliki pemikiran lain soal siapa pembalap terbaik menurutnya.

Bukannya menyebut nama sang idol, Fabio Quartararo justru mengakui rivalnya, Marc Marquez sebagai yang terbaik sepanjang sejarah.

Walau memiliki gelar yang lebih sedikit dari Rossi, bagi Quartararo Marquez merupakan pembalap yang tampil baik di berbagai kondisi dan trek.

"Saya sangat menyukai Valentino."

"Tetapi bagi saya, Marc adalah yang terbaik dalam sejarah, meskipun ia memenangkan lebih sedikit gelar," kata Quartararo kepada TwoJeys.

Baca Juga: Soal Rumor Tim Valentino Rossi Minati Franco Morbidelli, Uccio Salucci Bilang Begini

"Pada 2014 ia memenangkan 10 balapan pertama. Anda berkata mari kita lihat siapa orang ini."

"Dalam kondisi basah, kering, angin, kondisi baik atau buruk, dia sangat cepat."

"Ia sangat agresif. Mungkin saya lebih lembut."

"Ketika Anda melihatnya, ia seperti melaju satu setengah detik lebih cepat dari Anda," terang Quartararo.

Tapi, Quartararo tetap menegaskan bahwa idolanya adalah Valentino Rossi.

"Idol saya selalu Rossi."

"Saya memenangkan gelar juara di tahun ketika dia pensiun, jadi saya memiliki banyak hal terkait dengan idola saya."

Rossi merupakan pembalap yang diidolai Quartararo sejak berusia 5 tahun

Sebelum kini bisa berada di kompetisi yang sama dengan idolanya, Quartararo pernah diundang ke ranch miliki Rossi dan sangat antusias dengan hal itu.

Ia menceritakan bahwa saking antusiasnya ia bangun jam 7 pagi, padahal mereka janjian bertemu di jam 1 siang.

Baca Juga: Soal Perbandingan Yamaha vs Honda, Fabio Quartararo Beri Komentar Nyelekit

"Ketika saya berusia 14 atau 15 tahun, dia mengundang saya ke ranch-nya. Saya sangat bersemangat."

"Saya berkata 'jam berapa kita akan pergi? Jam 9 pagi?” Dia berkata 'tidak, jam 1 siang."

"Saya bangun jam 7 pagi, dia bangun jam 12, dia makan, lalu pergi keluar."

"Bayangkan pergi ke rumah idola Anda."

"Kemudian dia mengundang Anda setiap tahun."

"Pengalaman itu sangat keren," kenang Quartararo.