JUARA.NET - Stipe Miocic dan Francis Ngannou punya rivalitas yang cukup sengit di ajang UFC.
Di awal pertemuan mereka pada awal tahun 2018 lalu, Miocic berhasil membuat Ngannou merasakan kekalahan di UFC 220.
Kala itu, Miocic menang lewat keputusan angka mutlak dan mempertahankan sabuk juara kelas berat miliknya.
Namun, sekitar 3 tahun setelahnya, Miocic harus menelan pil pahit kehilangan sabuk juaranya akibat pukulan keras Ngannou.
Miocic diketahui menelan kekalahan di UFC 260 yang berlangsung pada 27 Maret 2021 usai di-KO Ngannou pada ronde kedua.
Setelah dua pertarungan dengan hasil imbang satu kali kalah dan satu kali menang itu, Miocic masih berpeluang untuk melakukan duel trilogi dengan Ngannnou.
Ia pun sudah mencoba untuk mendapatkan duel tersebut.
"Saya sedang berusaha. Saya mencoba untuk mendapatkan pertandingan ulang,"kata Miocic tentang mengejar trilogi Ngannou saat berbicara dengan MMA Fighting.
Sayangnya, duel trilogi itu dipastikan tak bakal bisa terjadi karena Ngannou sudah memilih angkat kaki dari UFC.
"Lalu ia pergi dan sayangnya itu tidak terjadi."
"Dengar, saya adalah seorang petarung. Saya tidak bekerja untuk UFC secara internal dan (memikirkan) padu padannya."
"Itu yang ingin mereka lakukan dan itulah yang mereka lakukan," lanjutnya.
Baca Juga: Sebut Jon Jones Tak Bermoral, Colby Covington Pilih Dukung Stipe Miocic karena Alasan Ini
Ngannou memilih hengkang setelah kontraknya usai dengan UFC.
Miocic tak menampik bahwa gagalnya duel tersebut memang membuatnya kecewa, tapi dia tak menaruh dendam apapun pada Ngannou.
"Ya tentu saja (saya kecewa) karena saya menginginkan pertandingan ketiga," kata Miocic.
"Namun pada saat yang sama, ia melakukan hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri dan keluarganya."
"Saya tidak marah padanya. Ia melakukan hal yang luar biasa," terang Miocic.
Ngannou kini diketahui berstatus sebagai petarung PFL.
Selama berkarier dengan PFL, Ngannou telah menuntaskan dua duel tinju dan baru saja melakukan comeback di MMA beberapa waktu lalu.
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Komentar