JUARA.NET - Ternyata legenda tinju, Mike Tyson tidak asal-asalan dalam memilih lawan bertarung.
Terdapat satu petinju yang takkan pernah mau dia jadikan musuh.
Sosok itu adalah petinju kelas berat asal Amerika Serikat lainnya, Riddick Bowe.
Ketakutan bukanlah alasan Si Leher Beton tak mau melawan sosok tersebut.
Dia mengaku sangat menghormati petinju yang punya rekor 43 kemenangan, sekali kalah dan sekali no contest itu.
Kedua petinju legendaris ini ternyata punya hubungan yang cukup akrab.
Saat masih kecil, Tyson mengaku sering berangkat sekolah bersama dengan Bowe.
"Saya menyukai Riddick Bowe," ungkapnya, dilansir Juara.net dari Secondsout.com.
"Kami pergi ke sekolah bersama."
Baca Juga: Oleksandr Usyk dalam Bahaya, Tyson Fury Bakal Manfaatkan Keunggulan Besar di Duel Ulangan
"Hal itulah yang saya pandang berbeda..."
"Pada tahap kehidupan saya serta karena memiliki hati nurani, maka saya takkan mau melawan dia."
"Itu hanya terlalu tanpa rasa hormat," tambah Tyson.
Lanjutkan komentarnya, dia membahas lebih lanjut soal respek terhadapan petarung lain.
Dia merasa respek adalah hal yang berpengaruh besar terhadap suatu pertarungan.
Si Leher Beton dengan tegas menyebut bahwa dirinya takkan pernah mau melawan orang yang dia hormati.
"Satu-satunya alasan Anda menghajar orang lain bahkan termasuk di jalanan adalah karena Anda tidak menghormati orang tersebut," bebernya.
"Bocah bertarung karena mereka tidak tahu mana yang benar."
Baca Juga: Kesal Dituding Menghindar, Jon Jones Bilang Begini
"Tetapi, saat sudah menjadi pria dewasa, secara hati nurani Anda hanya mau melawan orang yang tak Anda hormati."
"Jika saya ingin menghajar Anda, berarti saya tidak punya rasa hormat pada Anda," tutup Tyson.
Si Leher Beton baru saja naik ke ring tinju beberapa waktu lalu.
Dia diadu dengan petinju YouTube, Jake Paul dalam pertarungan delapan ronde.
Sayang, Tyson dinyatakan kalah angka mutlak oleh dewan juri.
Kekalahan ini memang wajar terjadi sebab lawannya unggul jauh dalam hal usia.
Editor | : | Fiqri Al Awe |
Sumber | : | Secondsout.com |
Komentar