JUARA.NET - Pada sejarah hari ini 3 tahun yang lalu, Francis Ngannou mempertahankan sabuk juara kelas berat UFC dengan cara tidak normal dan kaki yang rusak.
Selama berkarier di UFC, Ngannou lebih dikenal sebagai jagoan yang mengandalkan pukulannya.
Dalam 12 kemenangannya di oktagon, 10 didapatkan lewat jalan KO termasuk saat menjadi juara kelas berat setelah mengalahkan Stipe Miocic pada 2021.
Jagoan berjulukan The Predator itu tampil mempertahankan gelarnya pada sejarah hari ini, 22 Januari 2022.
Dalam gelaran UFC 270 di Anaheim, petarung asal Kamerun itu diadu dengan Ciryl Gane.
Laga ini sangat berbahaya buat Ngannou karena Gane adalah petarung tipe striker dengan teknik yang lebih bagus.
Sang penantang pernah menjadi juara di ajang Muay Thai.
Pernah menjadi rekan setim, Gane yang sebelum UFC 270 memiliki rekor tak terkalahkan 10-0 bahkan pernah merobohkan Ngannou dalam sebuah sesi latihan.
Di luar dugaan, Francis Ngannou tampil tidak normal dalam pertarungan itu.
Sempat mengalami kesulitan di 2 ronde pertama dengan Gane memperlihatkan keunggulan tekniknya dalam adu striking, Ngannou melakukan hal tak terduga di ronde 3.
Dia melancarkan takedown kepada Gane sebanyak 3 kali dan memaksa pertarungan berubah menjadi adu grappling.
Di ronde 4, Ngannou melanjutkan aksinya yang mendadak berubah menjadi pegulat.
Si Predator kembali mengeksekusi takedown dan mendaratkan pukulan-pukulan dari posisi atas.
Gane kelihatan tidak siap menghadapi pendekatan gulat yang dilakukan Ngannou.
Di ronde 5, Ngannou kembali melancarkan takedown dan mendominasi Gane dalam posisi kontrol.
Akhirnya jagoan pemilik rekor total 18-3 dinyatakan menang dengan keputusan mutlak 48-47, 48-47, 49-46.
Bukan cuma menang dengan cara bergulat, Ngannou juga untuk pertama kalinya berhasil mengalahkan lawan lewat keputusan juri.
Hebatnya lagi, dia menaklukkan Gane dengan kaki yang rusak.
Sekitar 3 minggu sebelum pertarungan, Francis Ngannou mengalami cedera ligamen di lututnya.
"Pertarungan ini hampir dibatalkan karena hasil pemindaian lutut saya tidak bagus," kata Ngannou seperti dikutip dari MMA Mania.
"Dokter mengatakan MCL (ligamen kolateral medial) saya robek di level 3, MPFL (ligamen patellofemoral medial) juga robek. ACL (ligamen anterior cruciate) rusak."
"Yang tersisa di kaki saya tinggal PCL (ligamen cruciatum posterior) dan LCL (ligamen kolateral lateral)."
"Bergulat menjadi salah satu opsi saya karena saya tidak nyaman berdiri, saya tidak bisa bergerak dengan sempurna."
"Setelah melihat takedown pertama sukses, tim meminta saya untuk terus melakukan hal itu, grappling, bergulat."
"Tetap bertarung dalam kondisi lutut seperti itu pasti sebuah keputusan yang bodoh."
"Tetapi saya tidak mau mundur dari pertarungan ini karena saya sangat yakin pada kemampuan saya untuk menang," pungkas Ngannou.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | MMA Mania |
Komentar