Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Cvitanich melesakkan 19 gol musim lalu untuk mengantar Nice finis di peringkat keempat dan lolos ke kompetisi Eropa untuk pertama kali sejak 1997. Ia menjadi pemain Nice pertama yang mencetak lebih dari 17 gol dalam satu musim sejak Robby Langers pada 1990.
5. Andre-Pierre Gignac (Marseille)
Setelah terpuruk dalam dua tahun pertama di Velodrome, Gignac akhirnya meledak dengan menorehkan 13 gol musim lalu untuk mengantar Marseille finis kedua dan lolos ke Liga Champion. Ia yakin bisa melewati rekor 24 gol dalam semusim ketika masih di Toulouse jika tak dihadang cedera serius pada musim depan.
6. Salomon Kalou (Lille)
Meski kesulitan beradaptasi pada awal musim, Kalou tetap mampu mencetak 14 gol dalam 28 laga musim lalu. Jika memutuskan bertahan di Lille, ia akan membentuk trisula maut bersama Nolan Roux dan Florian Thauvin.
7. Wissam Ben Yedder (Toulouse)
Ben Yedder menjadi kejutan besar di Ligue 1 musim lalu dengan mencetak 15 untuk membantu Toulouse di papan tengah. Namun, ketajaman eks bintang futsal itu pada musim depan agak diragukan mengingat Toulouse telah kehilangan pengirim umpan ulung, Frank Tabanou, yang hijrah ke Saint-Etienne.
8. Jeremie Aliadiere (Lorient)
Aliadiere menikmati musim terbaik dengan mencetak 15 gol meski sering dirundung cedera. Eks pemain Arsenal itu masih akan menjadi pemain kunci pelatih Christian Gourcuff musim depan setelah memutuskan bertahan di Lorient.
9. Cheick Diabate (Bordeaux)
Performa Diabate masih belum konsisten. Ia hanya mencetak 20 gol dalam tiga musim. Namun, striker asal Mali itu mampu mengoleksi 10 gol dalam sembilan laga terakhir Bordeaux musim lalu, termasuk dua gol ke gawang Evian di final Coupe de France. Setelah mendapat perpanjangan kontrak, Diabate tentu bertekad membayar kepercayaan klub dengan gol demi gol pada musim depan.