Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Asian Games 2018 berada di depan mata. Saat ini, di bawah asuhan sang pelatih, Luis Milla, timnas U-23 Indonesia tengah memantapkan diri untuk beraksi di ajang yang akan digelar mulai 18 Agustus hingga 2 September 2018.
Sejumlah 24 pemain mengikuti pemusatan latihan atau training camp (TC) di Bali mulai 24 Juli hingga 11 Agustus 2018 mendatang.
Tergabung di Grup A, timnas U-23 Indonesia akan bertarung dengan Palestina, Hongkong, Taiwan dan Laos.
(Baca Juga: Kericuhan Coreng Derbi DIY, Oknum Suporter Rebut Tameng dan Rompi Aparat)
PSSI pun mematok target tinggi untuk timnas berjulukan Garuda Muda. Mereka wajib mencapai fase semifinal atau empat besar.
Menariknya, pertaruhan skuat Garuda Muda di ajang ini mendapat tanggapan menarik dari seorang jurnalis asing, John Duerden.
(Baca Juga: Eks Pemain Liga Inggris Siap Bantu Pemain Indonesia Merumput di Kompetisi Luar Negeri)
Melalui sebuah kolom opini, jurnalis olahraga yang menulis untuk sejumlah media ternama di dunia ini memberikan opininya di laman Fox Sports Asia.
Menurut John Duerden, Asian Games 2018 barangkali bukan sebuah ajang yang mentereng di mata dunia. Namun, ia menyoroti bagaimana romantisme dan kegilaan suporter Tanah Air setiap tim nasional berlaga.
(Baca Juga: Jelang Asian Games 2018, Nama Baik Indonesia Tercoreng Akibat Ulah Tak Terpuji Oknum Suporter Sriwijaya FC)
"Tidak akan mudah bagi Indonesia untuk mencapai partai final. Mereka menghadapi banyak negara yang memiliki pemain dengan pengalaman lebih di level internasional," tulis John Duerden.
"Namun, negara-negara tersebut tidak akan mendapatkan dukungan dari suporter lokal yang luar biasa," ucapnya.
Duerden mencontohkan, orang-orang yang berada di Jakarta selama turnamen Piala Asia 2007, tidak akan melupakan atmosfer luar biasa Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"80.000 suporter memadati SUGBK dan tak berhenti bernyanyi, mendukung sebuah tim yang selalu kompetitif," katanya.
(Baca Juga: Kericuhan Coreng Derbi DIY, Oknum Suporter Rebut Tameng dan Rompi Aparat)
Namun, sanksi FIFA yang menghukum Indonesia di tahun 2015 yang berbuntut panjang. Larangan tampil di ajang internasional berimbas pada sepak bola lokal.
Bahkan, Duerden menyebut bahwa efek dari sanksi tersebut masih terasa hingga saat ini.
Oleh karena itu, Duerden menyatakan bahwa skuat Garuda Muda tak harus mendapatkan medali emas di Asian Games 2018.
Menurut analis sepak bola Asia ini, ada tawaran menarik dari pergelaran Asian Games edisi ke-18 ini.
(Baca Juga: Jelang Asian Games 2018, Nama Baik Indonesia Tercoreng Akibat Ulah Tak Terpuji Oknum Suporter Sriwijaya FC)
Asian Games 2018 adalah momentum bagi Hansamu Yama Pranata dkk untuk memberikan semangat kepada negara ini agar kembali mencintai sepak bola lokal.
"Indonesia tak perlu mematok medali emas sebagai target yang harus dicapai, karena Asian Games 2018 memiliki tawaran yang lebih berharga," tuturnya.
"Indonesia adalah sebuah negara yang tergila-gila pada sepak bola yang tengah menanti untuk bermimpi dan putus asa untuk bermimpi."
"Meski mimpi-mimpi itu tak akan terwujud. Tetapi bisa menyentuh perasaan dan mempercepat denyut nadi secara kolektif untuk membantu Indonesia mendapatkan awal yang baru dan sebuah langkah yang penuh dengan semangat."