Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berlatih di bawah gemblengan keras Mpek membuatnya mendapat ilmu baru dalam dunia kepelatihan.
Meski demikian, hal itu tidak lantas membuatnya tertarik untuk menjadi pelatih dan terjun di dunia kepelatihan. Bahkan, setelah lulus kuliah ia lebih tertarik berdagang membantu bisnis keluarganya.
Hingga pertengahan 1997, Widiarto Hartanu yang saat itu sudah dalam tengah kondisi sakit keras memberikan wasiatnya kepada para pengurus CLS untuk meminta Welly kembali aktif membantu melatih di klub CLS Surabaya.
Ia pun tergugah dan akhirnya memulai untuk melatih baik dari levelan pemain junior maupun senior.
Pada 2014, ia mulai menjadi pelatih Surabaya Fever. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Fever dibawanya kejenjang prestasi yang lebih tinggi.
Pada 2015 Fever menjadi Juara WNBL, juara WIBL 2016, juara Perbasi Cup 2017 dan selangkah lagi, bukan tidak mungkin mereka akan merebut piala Srikandi Cup musim ini lewat babak play-off yang akan dilangsungkan pada 18-21 April di Cirebon.
"Saya tidak ingin anak-anak terlena. Masih banyak kelemahan di tim saya yang harus diperbaiki. Kemenangan Fever sejauh ini bukan karena strategi yang disembunyikan kepada lawan di lapangan, tapi karena kebersamaan kami yang kuat," tutur Welly.
(Baca juga: Proliga 2018 - Ini Kelemahan Jakarta Pertamina Energi)
"Basket itu tentang kebersamaan dan harus saling mendukung,"” ujar Welly yang baru saja mendapatkan Anugrah Olah Raga Siwo PWI Jawa Timur untuk kategori Pelatih Terbaik.
Center Fever, Gabriel Sophia mengakui bahwa Welly bukan sekadar pelatih, tetapi juga menjadi seorang teman bagi para pemain.