Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kesuksesan Tim Basket Putri Surabaya Fever karena Tangan Dingin Wellyanto Pribadi

By Delia Mustikasari - Kamis, 5 April 2018 | 20:46 WIB
Pelatih tim bola basket putri Surabaya Fever, Wellyanto Pribadi memberi pengarahan kepada tim di tengah penyelenggaran Srikandi Cup 2018. (SURABAYA FEVER)

Kesuksesan tim bola basket putri Surabaya Fever merajai tiga seri awal Srikandi Cup musim ini tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin sang peracik strategi tim, Wellyanto Pribadi.

Sejak ia menangani Fever pada 2014, mereka memegang rekor sebagai tim basket putri yang belum terkalahkan di ajang kejuaraan kompetisi basket putri di Tanah Air.

Namun, pria yang lahir pada 12 Agustus, 53 tahun silam tersebut enggan menyebut jika kesuksesan Fever selama ini berkat tangan dinginnya.

Bagi Welly, hal itu itu adalah olahraga tim dan semua unsur yang terlibat memiliki peran dalam setiap kesuksesan yang diraihnya.

Dalam menangani Gabriel Sophia dan rekan-rekannya, ia memiliki filosofi bahwa mereka harus bisa bekerja sama seperti jemari tangan.

"Saya bukan pelatih hebat. Justru anak-anaklah yang mempunyai potensi itu. Semua pemain Surabaya Fever bisa menjadi pemain inti karena mereka memahami filosofi jemari tangan, ada jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking," kata Welly.

"Jika disatukan secara fungsi kerja, akan menghasilkan kekuatan yang utuh, ujar pria yang biasanya disapa oleh para pemainnya dengan pangilan Ko Welly dalam siaran pers yang diterima BolaSport.com.

(Baca juga: Stephani Widjaja Jadi Salah Satu Harapan Indonesia pada Pembangunan Jaya Raya Junior GP 2018)

Welly mengawali kecintaanya bermain basket di klub CLS Surabaya saat ia duduk di bangku SMP sekitar awal 1990-an.

Berposisi sebagai point guard, ia dinilai oleh salah satu pelatih legendaris nasional yang sekaligus sesepuh CLS, Widiarto Hartanu atau yang akrap disapa Mpek, mempunyai kecepatan meskipun postur tubuhnya tidak terlalu tinggi.

Berlatih di bawah gemblengan keras Mpek membuatnya mendapat ilmu baru dalam dunia kepelatihan.

Meski demikian, hal itu tidak lantas membuatnya tertarik untuk menjadi pelatih dan terjun di dunia kepelatihan. Bahkan, setelah lulus kuliah ia lebih tertarik berdagang membantu bisnis keluarganya.

Hingga pertengahan 1997, Widiarto Hartanu yang saat itu sudah dalam tengah kondisi sakit keras memberikan wasiatnya kepada para pengurus CLS untuk meminta Welly kembali aktif membantu melatih di klub CLS Surabaya.

Ia pun tergugah dan akhirnya memulai untuk melatih baik dari levelan pemain junior maupun senior.

Pada 2014, ia mulai menjadi pelatih Surabaya Fever. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Fever dibawanya kejenjang prestasi yang lebih tinggi.

Pada 2015 Fever menjadi Juara WNBL, juara WIBL 2016, juara Perbasi Cup 2017 dan selangkah lagi, bukan tidak mungkin mereka akan merebut piala Srikandi Cup musim ini lewat babak play-off yang akan dilangsungkan pada 18-21 April di Cirebon.

"Saya tidak ingin anak-anak terlena. Masih banyak kelemahan di tim saya yang harus diperbaiki. Kemenangan Fever sejauh ini bukan karena strategi yang disembunyikan kepada lawan di lapangan, tapi karena kebersamaan kami yang kuat," tutur Welly.

(Baca juga: Proliga 2018 - Ini Kelemahan Jakarta Pertamina Energi)

"Basket itu tentang kebersamaan dan harus saling mendukung,"” ujar Welly yang baru saja mendapatkan Anugrah Olah Raga Siwo PWI Jawa Timur untuk kategori Pelatih Terbaik.

Center Fever, Gabriel Sophia mengakui bahwa Welly bukan sekadar pelatih, tetapi juga menjadi seorang teman bagi para pemain.

"Ia tidak banyak menuntut, tapi ia selalu mengingatkan jika ada kekurangan supaya kami jangan cepat terlena. Ia selalu tidak bosan untuk mengatakan bahwa musuh terberat Fever adalah diri kita sendiri," kata Gabriel.

Welly menyadari bahwa Surabaya Fever pasti akan mengalami kekalahan, tapi ia juga berharap dapat terus memberikan hasil yang terbaik untuk timnya.

Ia juga berharap lewat kompetisi Srikandi Cup yang teratur, prestasi prestasi timnas putri Indonesia dapat berbicara banyak di kancah ASEAN maupun Asia.

Prestasi Wellyanto Pribadi

Pernah memperkuat tim basket Jawa Timur pada PON tahun 1989 Jakarta.

Pernah menjadi MVP dalam suatu turnamen basket junior dan mendapatkan hadiah sepeda dan dijadikan hadiah untuk kado adiknya yang berulang tahun.

Menyukai tipe pebasket yang pekerja keras dilapangan.

Penyuka alam dan sering mengajak tim Surabaya Fever untuk hiking ke perkebunan atau wilayah alam.

5 pebasket putri versi Wellyanto Pribadi : Marlene (PG), Natasha Debby (SG), Sumiati (SF), Mega Ananda (PF), Gabriel Sophia (C).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P