Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Olimpian Berkat Jasa Guru

By Yakub Pryatama - Kamis, 14 Desember 2017 | 13:07 WIB
Muhammad Nasrullah, atlet loncat indah Indonesia spesialis nomor menara 10 meter. (YAKUB PRYATAMA/BOLASPORT.COM)

"Ia memberikan pengalaman berharga ketika saya diberi kesempatan mengikuti ajang di Jakarta pada 1994,"ujar Nasrul.

Duka dan bahagia

Pada medio 2000-an, karier Nasrullah terus menanjak bak meteor. Nasrul menjadi satu-satunya perwakilan kategori pria di nomor loncat indah yang
mewakili Indonesia pada Olimpiade Sydney 2000.

Hasilnya, ia sukses melenggang hingga semifinal. Capaiannya itu masih yang terbaik hingga saat ini.

"Momen 2000 tentu tak akan terlupakan. Tak hanya itu, penampilan terbaik saya juga terjadi di ajang SEAG 2009 dan 2013 (Myanmar) karena
dua kali berturut-turut saya bisa mengharumkan nama Indonesia," ucap Nasrul.

Baca juga:

Namun, setelah tampil hebat di Sydney, tampak raut wajah Nasrul lesu dan seakan tak percaya.

Saat hari terakhir sebelum pulang ke Tanah Air, kabar duka datang dari Banjarmasin. Sang ayahanda tercinta menghembuskan napas terakhirnya.

"Rasa bersalah itu tetap ada, kenapa saya tak pulang lebih awal. Saya tak sempat melihat keadaan terakhir papa," tutur Nasrul.

Kini, Nasrul terus menatap masa depan. Di usianya yang sudah tak muda lagi, Nasrul tetap ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia jika
masih diberikan kesempatan kembali ke pelatnas oleh pelatih kepala loncat indah, Harli Ramayani jelang Asian Games 2018.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P