Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bursa transfer bukan melulu berkutat dengan pembelian dan penjualan pemain. Pelatih juga kerap berpindah klub pada periode ini. Dari sekian banyak pelatih yang masih berstatus tanpa klub, berikut lima mantan pelatih liga papan atas Eropa yang belum punya klub baru.
1. Luis Enrique
Eks pelatih FC Barcelona ini mundur setelah melatih klub tersebut selama tiga tahun sejak 2014. Menurut Enrique, dia mundur karena kelelahan dan ingin beristirahat selama beberapa waktu terakhir.
"Saya menghabiskan hidup saya untuk bekerja dan karena itu tidak punya banyak waktu istirahat. Saya perlu rehat dan itu alasan saya mundur," kata Enrique saat mengumumkan keputusannya tidak memperpanjang kontrak di Blaugrana.
Enrique pergi setelah membawa Lionel Messi dkk juara Copa del Rey 2017 setelah menang 3-1 melawan Deportivo Alaves pada babak final, 27 Mei 2017 lalu.
Total, Enrique memenangi dua titel La Liga, tiga gelar Copa del Rey, satu trofi Liga Champions, satu UEFA Super Cup, dan satu Piala Dunia Antar-klub.
Saat ini Enrique belum punya klub baru. Dia sempat dikabarkan masuk pertimbangan Chelsea, seandainya Antonio Conte tidak ingin bertahan lama di klub tersebut.
Namun, rumor tersebut padam dengan sendirinya seiring kepastian Conte bertahan di Chelsea.
Tuchel adalah mantan pelatih Borussia Dortmund. Setelah diangkat menggantikan Juergen Klopp pada 2015, pelatih berusia 43 tahun tersebut membawa Dortmund menjadi runner-up Liga Jerman musim 2015-2016 dan menjadi finalis DFB Pokal pada musim yang sama.
Kehadiran Tuchel dinilai membawa Dortmund kembali bangkit setelah terpuruk pada musim terakhir Klopp. Perjalanan eks pelatih Mainz 05 tersebut seperti berakhir antiklimaks pada musim 2016-2017.
Tuchel memang membawa Dortmund finis di urutan ketiga klasemen akhir Liga Jerman. Marco Reus dkk juga juara pada final DFB Pokal kontra VfL Wolfsburg setelah selalu kalah dalam tiga final sebelumnya.
Namun, ketidakcocokan antara Tuchel dan jajaran manajemen Borussia Dortmund menjadi ketuk palu terakhir untuk Tuchel di Stadion Signal Iduna Park. Dia hengkang beberapa hari setelah Dortmund juara DFB Pokal.
Tuchel sempat disebut-sebut akan melatih salah satu kompetitor Dortmund di Liga Jerman, Bayer Leverkusen. Tidak ada kesepakatan terjadi.
Dia juga masuk bursa calon pelatih Arsenal, tetapi tidak terealisasi karena klub asal London Utara tersebut memilih memperpanjang kontrak Arsene Wenger yang sudah berlangsung selama dua dekade.
3. Claude Puel
Puel melatih Southampton sejak Juli 2016. Di bawah kepelatihan pria asal Prancis tersebut, Southampton mengantongi 20 kemenangan, 13 hasil seri, dan 20 kali kalah.
Mereka juga finis di urutan kedelapan Liga Inggris dan menjadi finalis Piala Liga sebelum dikalahkan oleh Manchester United di partai puncak.
Catatan tersebut tidak cukup membuat Puel mmepertahankan pekerjaannya di Stadion St. Mary's, kandang The Saints.
Baca Juga:
Pasalnya, Puel bukan figur populer di mata suporter Southampton. Sebagian besar suporter tidak suka dengan gaya bermain tim favorit mereka di bawah arahan Puel dan tidak puas dengan hasil yang mereka capai.
Pasalnya, dari 20 kekalahan yang mereka alami, 16 di antaranya terjadi di Liga Inggris.
Jumlah kekalahan itu turut andil membawa Southampton harus puas finis di urutan kedelapan Liga Inggris. Bandingkan dengan pendahulu Puel, Ronald Koeman, yang membawa Southampton finis di urutan keenam sebelum pindah ke Everton.
Saat ini Puel belum punya klub baru. Namun, curriculum vitae-nya cukup luas. Pelatih berusia 55 tahun tersebut kenyang pengalaman di Liga Prancis, yaitu di AS Monaco, Lille, Olympique Lyon, dan Nice.
4. Paulo Sousa
Melatih Fiorentina selama dua musim dari 2015 hingga dicopot dari jabatannya pada 2017. Selama dua tahun di I Viola, pelatih asal Portugal tersebut memimpin untuk 76 pertandingan.
Hasilnya, Sousa menangguk 34 kemenangan, 22 kali hasil seri, dan 20 kekalahan di Liga Italia.
Pada musim perdananya, Sousa mengantar Fiorentina finis di urutan kelima klasemen akhir Liga Italia dan lolos ke Liga Europa hingga ke ronde 32 Besar.
Namun, perjalanan Sousa bersama mantan klubnya tersebut berhenti pada musim 2016-2017. Penurunan performa jadi alasannya. Meski bermain indah, Fiorentina gagal menembus zona enam besar klasemen.
Mereka stabil di urutan kedelapan klasemen, bahkan sejak pekan ke-21.
Bukan kestabilan semacam itu yang dicari manajemen klub.
Sousa juga dikritik karena gagal mendatangkan pemain anyar sebagai pengganti andalan yang pergi. Ambil contoh Marcos Alonso, yang kini justru menjadi salah satu jagoan di klub kandidat juara Premier League, Chelsea.
Sejak dilepas Fiorentina, Sousa belum melatih klub lain lagi. Dia sempat disebut sebagai calon suksesor Thomas Tuchel di Borussia Dortmund, tetapi rumor itu mentah seiring penunjukan Peter Bosz sebagai juru taktik anyar Dortmund.
5. David Moyes
Moyes didepak Sunderland pada 22 Mei 2017 setelah menangani klub tersebut sejak Juli 2016. Pelatih asal Skotlandia tersebut meninggalkan jabatannya setelah mendampingi The Black Cats pada 43 laga saja.
Buruknya penampilan Sunderland sepanjang musim 2016-2017 menjadi penyebab utama pekerjaan Moyes tidak bertahan lama.
Dari 43 pertandingan Moyes bertugas, mereka hanya menang delapan kali dan seri 7 kali. Sisanya, Sunderland menelan 28 kekalahan.
Hal tersebut juga memengaruhi relasi Moyes dan para pemain serta staf Sunderland. Mereka kerap terlibat perselisihan. Puncaknya, Moyes pun pergi.
Padahal, tadinya sosok yang juga pernah menangani Everton dan Real Sociedad tersebut mau saja bertahan meski harus berlaga di Divisi Championship.
Namun, dia tidak mendapat restu untuk merombak skuatnya dan akhirnya memutuskan hengkang.