Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kiper Baru Torino Ungkap Perlakuan Buruk PSG

By Verdi Hendrawan - Jumat, 7 Juli 2017 | 10:23 WIB
Salvatore Sirigu, saat beraksi pada laga fase grup Liga Champion 2014-2015 melawan Barcelona di Parc des Princes, 30 September 2014. (DEAN MOUHTAROPOULOS/GETTY IMAGES)

Kebersamaan kiper Salvatore Sirigu dengan Paris Saint-Germain (PSG) kini telah berakhir. Pemain berusia 30 tahun itu pun dilepas Les Parisiens ke Torino.

Sejak diboyong dari Palermo pada awal 2011-2012, Salvatore Sirigu selalu menjadi pilihan utama di bawah mistar Paris Saint-Germain. Kiper asal Italia itu seakan tak memiliki pesaing sebagai "Pemain Nomor 1".

Namun, empat tahun berselang sejak pertama kali bergabung, posisi Sirigu langsung berhasil direnggut oleh kiper baru PSG saat ini, Kevin Trapp. Bahkan, eks pelapis Gianluigi Buffon di tim nasional Italia itu langsung menjadi pilihan ketiga setelah kiper muda Alphonse Areola.

Setelah hanya tampil tiga kali di sepanjang Ligue 1 atau kasta tertinggi Liga Prancis musim 2015-2016, PSG meminjamkan Sirigu ke Sevilla dan Osasuna pada 2016-2017. Setelah itu, kontraknya tak diperpanjang dan diikat Torino secara cuma-cuma.

Kondisi ini membuat Sirigu kesal kepada PSG. Ia mengaku seakan-akan perannya dalam mengantarkan Les Parisiens menjadi juara Ligue 1 2012-2013, 2013-2014, dan 2014-2015 tidak dihormati.

"Dikhianati oleh PSG? Kata-kata tersebut kurang tepat. Saya hanya berharap mendapat rasa hormat lebih besar. Saya adalah seorang kiper yang sudah tidak diragukan lagi dan tiba-tiba menjadi pilihan ketiga tanpa alasan teknis dan penjelasan," kata Sirigu kepada L'Equipe.

Dipinjamkan ke Sevilla, nasib Sirigu tak lebih baik. Hanya main dua kali di partai Liga Spanyol, dia kemudian dipinjamkan ke Osasuna. 

"Ketika bergabung dengan Sevilla, bagaimana cara mereka melepas saya pergi meninggalkan klub membuat hati terpukul," ucapnya.

Setelah setahun merantau di Spanyol dan kini bergabung dengan Torino, Sirigu masih belum tahu apa alasan dirinya kehilangan posisi sebagai kiper utama. Terlebih, ia sangat kecewa dengan cara PSG memperlakukannya.

Baca Juga:

"Saya tidak tahu mengapa. Mungkin hal itu terjadi dikarenakan dinamika klub aneh. Sangat tidak mudah untuk tidak bermain," ujar Sirigu.

"Hal yang paling menyakitkan adalah bukan soal keputusan PSG ingin menyingkirkan saya, tetapi bagaimana cara mereka melakukannya," katanya.

Meski demikian, Sirigu tidak serta-merta membenci PSG. Ia justru berterima kasih telah mendapat kesempatan untuk merasakan atmosfer Liga Champions dan memenangi banyak gelar.

"Saya tidak menyesal karena itu adalah pengalaman yang indah. Saya telah memberi dan mendapat banyak hal selama di Paris," tutur Sirigu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P