Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Arsenal akhirnya memecahkan rekor transfer mereka untuk memboyong striker Alexandre Lacazette pada Rabu (5/7/2017) sore waktu setempat. Mari kita kenal lebih dekat striker lincah yang telah mencetak lebih dari 100 gol bagi Lyon, klub sebelumnya, itu.
Wajar apabila Lacazette datang dengan banderol mahal.
Ia adalah pencetak gol tulen dengan selalu mencatatkan double digit gol di Liga Prancis selama empat musim terakhir.
Selama delapan musim di Lyon, ia telah membukukan 100 gol dari 203 penampilan Liga Prancis, jumlah rataan satu gol setiap dua pertandingan, yang merupakan torehan ketiga terbaik sepanjang sejarah klub tersebut.
Lacazette merupakan striker lincah yang bisa meneror pertahanan lawan dengan kecepatannya.
Dinamika permainannya akan lebih masuk dengan skema serangan berdasarkan kecepatan yang disukai Arsene Wenger dari tahun ke tahun.
Namun, sang pemain juga hobi mengambil tanggung jawab dari titik putih. Sebanyak 21 dari 100 gol tersebut datang dari titik penalti.
Sonny Anderson, Juninho Pernambucano, Lisandro Lopez, Karim Benzema, Bafetimbi Gomis, adalah beberapa nama yang terbenam di bawah bayang-bayang mencetak gol Lacazette di OL.
Lacazette mencetak lebih dari 20 gol dalam setiap musimnya selama tiga musim terakhir: 27 pada 2014-2015, 21 pada 2015-2016, 28 pada 2016-2017
Tak heran apabila ia disebut sebagai anak kebanggaan kubu Lembah Rhone tersebut. Sang bomber merupakan produk asli akademi Lyon, Tola Vologe.
Lahir dari keluarga asal Guadeloupe, suatu daerah administratif Prancis di Kepulauan Karibia, ia berbagi daerah asal dengan nama-nama tenar sepak bola Prancis lain macam Thierry Henry, Anthony Martial, dan William Gallas.
Talentanya pertama terlihat saat ia menjadi bintang di Euro U-19 2010.
Sang pemain mencetak gol kemenangan Prancis di final kontra Spanyol memanfaatkan umpan dari pemain Chelsea yang sempat mengebohkan dunia, Gael Kakuta.
Luar biasanya, hanya sehari setelah final itu, ia dibawa pelatih Claude Puel untuk berpartisipasi di Piala Emirates 2010.
Ia bermain impresif di ajang pramusim kebanggaan Arsenal dan bermain dua kali di rumput Stadion Emirates.
"Saya siap, saya hanya ingin membantu tim," ujar Lacazette ketika itu.
Sempat dilirik AS Roma pada usia 19 tahun, sang pemain mengutarakan kesetiaannya kepada OL.
Baca Juga:
Ia akhirnya menjadi satu dari lima pilar muda Lyon yang menjadi bagian skuat utama Lyon pada musim 2010-11 bersamaSebastian Faure, Timothee Kolodziejzak, Clement Greneier, Enzo Reale, dan Yanis Tafer.
Kepercayaan Puel kepadanya menjalar hingga ke Liga Champions.
Ia diturunkan pada laga fase grup kontra Benfica pada November 2010 dan, dalam hanya 20 menit waktu turun sebagai pemain pengganti, menyediakan dua assist walau timnya kalah 3-4.
Sejak itu, Lacazette perlahan tapi pasti menjadi pilar baru Lyon.
Start cepat itu menjadi definisi karier Lacazette di OL.
Bintangnya tak pernah padam sejak ia memastikan tempat utama di tim Lyon pada 2011-2012 di mana ia langsung bermain 29 kali.
Musim lalu, Opta mencatat bahwa ia punya catatan mencetak gol terbaik ketiga di kelima liga top Eropa.
86 - Alexandre Lacazette scored every 86 mins last season, the 3rd best rate for a player in the top 5 leagues (min 10 goals). Firepower pic.twitter.com/peHwG360Bj
— OptaJoe (@OptaJoe) July 5, 2017
Kendati mencetak gol demi gol bersama Lyon, ia tak bisa melakukan hal serupa di level internasional.
Lacazette hanya bermain 11 kali bagi timnas Prancis sejak Juni 2013, angka minim mengingat jumlah gol yang ia cetak dari tahun ke tahun dan juga kepahlawanannya bersama timnas junior Prancis.
Ia hanya menjadi starter tiga kali dalam periode waktu itu dan tak dibawa ke Piala Dunia 2014 dan Euro 2016.
Baca Juga: Sebagai Kiper, Anak Juergen Klinsmann Cetak Gol Indah di Sesi Latihan Hertha
Pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps, tampak jauh lebih menyukai Olivier Giroud ketimbang Lacazette.
Pun, begitu nama-nama baru seperti Thomas Lemar, Ousmane Dembele, dan Kylian Mbappe merangsek ke timnas Prancis, Deschamps langsung memilih mereka.
Kendati demikian, preferensi Deschamps pasti berbeda dengan Wenger. Malah, Giroud yang tampak bakal kehilangan tempat dengan West Ham dan Everton dikabarkan mengincarnya.
Kehadiran Lacazette juga memberikan Wenger profil striker yang tepat: pekerja keras, sangat mobile, dan terbukti tajam dari tahun ke tahun, tetapi rela bermain di luar Liga Champions.
Hanya waktu yang akan bisa menjawab apakah Lacazette bisa meneruskan torehan dua digit golnya musim depan.