Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Spurs butuh tenaga tambahan di pos bek tengah guna melengkapi atau melapisi kemapanan duet Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen. Manajer Mauricio Pochettino memerlukan pemain baru jika hendak mengaplikasikan sistem tiga bek tengah dalam laga.
Musim kemarin, Spurs beberapa kali menggeber variasi dari pola empat ke tiga bek sentral. Sebagai pelengkap Alderweireld-Vertonghen, Poche biasanya memasang defender pelapis, Kevin Wimmer, atau menarik Eric Dier mundur ke jantung pertahanan.
Variasi menjadi krusial lantaran Spurs tak mau sekadar menjadi tim penghibur di Liga Champion dan meningkatkan target sebagai kampiun Premier League.
Musim lalu, The Lilywhites cuma memetik dua kemenangan dari enam partai grup LC bareng Bayer Leverkusen, AS Monaco, dan CSKA Moskva. Spurs terlempar ke babak 32 besar Liga Europa dan didepak wakil Belgia, Gent.
Baca Juga:
Kembali ke soal audisi bek tengah. Selain Smalling dan Mawson, Mamadou Sakho (27) termasuk target yang dibicarakan media. Barier transfer pemain Prancis itu ialah sikap Liverpool yang terkesan jual mahal.
The Reds menginginkan 30 juta pound. Hanya, nilai itu amat riskan ditolak Spurs lantaran Sakho cuma mengemas delapan penampilan liga saat dipinjamkan ke Crystal Palace di 2016/17.
Tottenham sepertinya bisa mengetes riak pasar dengan mengajukan tawaran 20 juta pound buat eks pemain PSG itu.
Di antara ketiga kandidat tersebut, Sakho dan Smalling punya nilai plus ketimbang Mawson dari segi jam terbang di kompetisi Eropa serta pengalaman sebagai anggota tim juara pada berbagai kompetisi.
Namun, Mawson terdepan jika ukurannya ialah potensi bentangan karier sebagai investasi jangka panjang klub. Mana yang lebih baik?
Mantan bek Spurs, William Gallas, menilai Tottenham kini lebih membutuhkan unsur pengalaman jika ingin mencapai target yang lebih tinggi. Mungkin Smalling dan Sakho termasuk kriteria target harapan personel Tottenham periode 2010-2013 itu.
“Skuat Tottenham sekarang terlalu muda buat turnamen sekelas LC. Ajang itu berbeda dari EPL. Anda butuh pengalaman, perlu lebih cerdas, dan tetap fokus. Semoga mereka belajar dari kegagalan musim kemarin,” ucap Gallas, dikutip dari The Sun.