Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sempat memutuskan mundur dari Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman (52) disebut akan berpikir ulang setelah ditemui oleh perwakilan suporter di kediamannya pada Rabu (7/6/2017) malam.
Rencana pengunduran diri Djanur - panggilan Djadjang Nurdjaman - tak lain karena kritik pedas usai kekalahan 0-2 dari Bhayangkara FC pekan lalu.
Selain akibat posisi Maung Bandung di papan tengah, sang pelatih juga dinilai tak bisa menemukan solusi bagi lini depan tim.
Padahal, polesan Djanur di sepertiga musim tak melulu layak diberi nilai minus. Ada juga hal positif yang diperlihatkannya. Berikut nilai plus dan minus kepelatihan Djanur di musim 2017:
Billy Keraf
Keberanian Djanur merekrut Billy Keraf dari luar akademi klub, kendati pelatih Persib sejatinya diharapkan memberi jalan bagi pemain muda didikan akademi sendiri, patut dipuji.
Tak cuma itu, sang pemain juga diberi kesempatan bermain. Djanur juga telaten mengatur menit tampil pemainnya itu.
Kendati tampil bagus di pekan ke-2 hingga ke-4, Billy tak langsung dijadikan starter dan malah pernah tak dimainkan.
Pengaturan ini bagus untuk mengelola tekanan atas Billy.
Pengatur Serangan
Ketiadaan playmaker juga disiasati oleh Djanur. Sang pelatih menginstruksikan marquee player Michael Essien, yang memang punya naluri ofensif baik, tampil sebagai pengatur serangan.
Hal ini sekaligus mengatasi problem stamina sang pemain karena tak mesti naik-turun lagi.
Perubahan
Djanur bisa menemukan solusi bila timnya menemui kebuntuan di babak pertama. Beberapa kali perubahan yang dilakukan sang pelatih di waktu turun minum membuahkan hasil manis.
Pada pekan ke-2 misalnya, perjudian menurunkan Billy sukses setelah sang pemain memberi assist buat Atep.
Di pekan keempat, Billy yang tampil di pertengahan babak kedua malah mencetak gol tunggal Persib di menit terakhir. Fakta bahwa 5 dari 8 gol Persib tercipta di babak kedua membuktikan adanya solusi ini.
Rencana Alternatif
Sebagai pelatih tim besar, Djanur mestinya sadar bahwa strategi polesannya akan dibedah habis-habisan oleh arsitek lawan.
Karenanya, Djanur harus punya rencana alternatif bila taktik utamanya tak berhasil.
Baca Juga:
Inilah yang tak dimiliki Djanur. Tingginya kepercayaan pada kualitas individu dan pola serangan sayap menjadikan permainan Persib.
Saat pola ini berhasil diredam dan kecepatan pemain andalan seperti Febri Hariyadi bisa dipatahkan seperti di laga terakhir kontra Bhayangkara FC, Maung Bandung pun jadi frustrasi.
Shohei
Persib menarik pulang Shohei Matsunaga setelah melihat ketajaman pemain asal Jepang itu mencetak 13 gol di TSC. Namun, Djanur tak bisa memaksimalkan insting gol Shohei.
Sang pemain kerap digeser ke posisi sayap kendati eks pemain Persiba ini mengaku tak keberatan.
Komposisi Baku
Djanur seperti tak punya komposisi baku. Susunan starter nyaris selalu berubah, khususnya di lini tengah di mana Djanur terkadang menduetkan Hariono dengan Atep, lalu di kesempatan lain menurunkan Raphael Maitimo-Kim Kurniawan.
Djanur memang beralasan rotasi, tapi sepertinya hal ini malah mengganggu stabilitas cara bermain Maung Bandung.