Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dovi sebenarnya bukan tanpa masalah. Dalam hal fisik dia tidak prima karena keracunan makanan sehari sebelumnya yang membuat pebalap berusia 31 tahun ini tak bisa tidur.
"Sesungguhnya saya tak punya cukup energi untuk balapan. Saya hanya yakin bahwa motor saya hebat," katanya dalam rilis Ducati.
Dovi yang sepanjang kariernya baru mengoleksi tiga kemenangan mengakui bahwa salah satu kunci keberhasilannya adalah menjaga tidak memaksakan diri, terutama di separuh awal balapan.
"Saya membalap secara halus karena hal itu akan menguras fisik saya. Selain itu, Sirkuit Mugello adalah salah satu trek yang cepat membuat ban aus," ujarnya.
Kemenangan ini membuat Dovizioso kembali berada di posisi kedua klasemen pebalap, berselisih 26 poin dengan Maverick Vinales. Dovi pernah berada di posisi ini sebelumnya selepas seri pertama karena dia jadi runner-up.
Kehebatan Ducati terlihat pula dari fakta bahwa Danilo Petrucci juga mampu naik podium plus tidak ada satu pun motor mereka yang bermasalah selama balapan.
Sebelumnya, Ducati pernah menang di Sirkut Mugello pada 2009, tapi atas nama pebalap Australia, Casey Stoner.
"Ini bukti kerja keras seluruh kru Ducati dalam beberapa bulan terakhir. Dua pebalap Ducati dan Italia ada di podium adalah hasil yang fantastis," ujar CEO Ducati, Claudio Domenicalli.
Balapan hari Minggu itu memang bagus bagi Dovi, Ducati, dan Italia. Namun, bagi rekan setim Dovi, Jorge Lorenzo yang sempat memimpin balapan, hasil ini berarti ia mendapatkan pelajaran tambahan.
Kalau di Liga Champion sehari sebelumnya Italia kalah dari Spanyol, di MotoGP kebalikannya karena Dovi mengalahkan Vinales yang merupakan andalan Negeri Matador.