Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kesuksesan Arsenal di Piala FA mengalahkan Chelsea telah menciptakan pertanyaan tersendiri bagi The Gunners. Pertanyaan tersebut ialah mengenai bagaimana masa depan sang manajer, Arsene Wenger.
Penulis: Dedi Rinaldi/Dwi Widijatmiko
Pasalnya, kemenangan di Piala FA seolah menjadi sinyal yang telah dikirimkan Wenger kepada petinggi klub bahwa dirinya masih menjadi orang yang tepat untuk mengarsiteki Arsenal.
Jelas, sinyal tersebut tidak bisa diabaikan. Wenger seperti mengirimkan sinyal bahwa dirinya masih merupakan orang yang tepat untuk Arsenal.
Pria Prancis berusia 67 tahun itu pun siap menambah masa kerjanya dua tahun lagi di Emirates Stadium.
“Ini bukan mengenai popularitas, melainkan sebuah kompetensi,” kata Wenger.
Sepanjang musim 2016-2017, Wenger memang telah menjadi sosok yang tidak populer.
Wenger seperti menjalani musim terburuknya di Premier League dengan mengakhiri musim di posisi lima klasemen sekaligus tidak mendapatkan tiket Liga Champions musim depan.
Desakan agar Wenger hengkang pun sudah berulang kali disuarakan oleh para suporter Arsenal. Bahkan, sampai dua kali protes yang dilayangkan dengan menggunakan pesawat.
Wenger disebut sebagai manajer yang sudah ketinggalan zaman. Ketika tim-tim favorit sudah memakai manajer-manajer “digital”, Arsenal masih dipimpin seorang manajer analog yang kepayahan bersaing di era digital.
Begitu desakan dan kritikan dari para suporter Arsenal.
Pada faktanya, Arsenal memang belum pernah lagi bisa menjuarai Premier League sejak 2004 dan hingga musim 2016-2017 berakhir belum ada tanda-tanda bahwa paceklik gelar tersebut akan berakhir.
Namun, keberhasilan merebut Piala FA musim ini menempatkan Arsenal sebagai klub tersukses di kompetisi Piala FA karena sudah 13 kali menjadi juara.
Baca Juga:
“Hanya merebut Piala FA bukan cara yang sempurna dalam mengakhiri musim. Namun, saya hanya ingin bekerja dengan baik untuk klub ini, terlepas apakah para petinggi klub berpikir saya merupakan orang yang tepat,” kata Wenger.
Sebenarnya, ketika banyak suara mengecam Wenger dan memintanya untuk pergi, banyak pula suara yang menginginkan Arsenal mempertahankannya. Salah satunya ialah legenda Arsenal, Liam Brady.
“Saya merasa Wenger adalah salah satu manajer terbaik Arsenal sepanjang masa. Bahkan mungkin yang paling istimewa sepanjang sejarah,” ujarnya.
Brady menganggap Arsenal pada masa keemasannya menjadi satu-satunya tim yang mampu menyaingi kegemilangan Manchester United saat itu.
Kesuksesan Wenger yang mencolok saat itu ialah pintar dalam bermain di bursa transfer.
"Wenger mendatangkan pemain-pemain ikonik seperti Marc Overmars, Emmanuel Petit, Robert Pires, dan Patrick Vieira. Arsenal pun bisa menjadi juara,” kata Brady.
Pada masa keemasan di era 1990-an sampai 2000-an, Wenger memang brilian. Mampu memenangi trofi Premier League dan dua kali meraih double.
Wenger juga diakui sebagai manajer yang memberikan gaya dan ciri khas kepada Arsenal sehingga enak dilihat.
Selain itu, Wenger juga mampu mempertahankan eksistensi Arsenal sebagai klub favorit di saat klub lain jorjoran dalam membeli pemain bintang sedangkan keran belanja Arsenal cuma menetes karena dana dialihkan untuk membangun stadion.
Namun, upaya keras Wenger ini seolah tak terlihat.
Arsenal seperti terbenam, apalagi ketika klub-klub pesaing di Premier League tidak hanya mendatangkan pemain bintang, melainkan merekrut manajer kelas dunia seperti Jose Mourinho, Josep Guardiola, Jurgen Klopp, sampai Antonio Conte.
Seperti diketahui, Wenger merupakan manajer terlama di Arsenal karena sudah membaktikan diri selama hampir 21 tahun.
Kiprahnya sekaligus yang terlama di kancah Premier League setelah manajer legendaris Man United, Sir Alex Ferguson, yang menukangi Setan Merah selama 26 tahun.